Ridwan Kamil Ajak Masyarakat Kawal Realisasi Desain IKN dari Pengaruh Politis

- 11 Februari 2022, 17:30 WIB
Gubernur Jabar, M. Ridwan Kamil
Gubernur Jabar, M. Ridwan Kamil /Portal Bandung Timur.com/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, mengatakan, Sayembara Desain Ibu Kota Baru (IKN) telah mehirkan satu pemenang yakni Urban Plus dan Sibarani sebagai main desainernya.  Menurut Ridwan Kamil, dengan munculnya pemenang sayembara desain IKN, maka saat itu juga perjalan panjang pembangunan IKN dimulai.

"Di tahap berikutnya, setelah syaembara itu di menangkan tadi oleh urbanplus Sibarani sebagai main desainer nya,   di situlah dimulai perjalanan panjang, ya karena saya menyakini dalam praktik arsitektur, nggak pernah opstion satu langsung dibangun. Saya yakin para arsitek di sini nggak pernah ada desain pertama langsung di bangun, pasti opsi kedua, opsi ketiga, opsi kelima,  atau hasil kompromi karena pertimbangan biaya, karena masalah teknis, karena masalah selera klien,  akhirnya berubah-ubah kan,” ujar Ridwan Kamil dalam acara Pro Talk Series # 2, Rabu, 9 Februari 2022. 

Ridwan Kamil mengajak untuk mengawal desain pemenang sayembara dari pengaruh-pengaruh politis yang akan megubah hasil akhir desain tersebut. “Saya juga ini yang yang harus dikawal sebenarnya antara desain yang menang sayembara, dengan hasil akhirnya, jangan-jangan mohon maaf, tidak sama ya oleh sebuah proses keputusan keputusan politis di perjalanannya,” katanya. 

Baca Juga: Hari Kedua Pencarian ABK KM Luragung, Upaya Tim SAR Gabungan Masih Nihil

Salah satunya dalah mengenai biaya pembagunan Istana Negara yang dinilainya sangat mahal yakni mencapai Rp. 2 Triliun. 

“ini yang saya dengar sampai sekarang, termasuk Istana Negara yang harganya mahal sekali 2 triliyun sudah terpublikasikan. Coba bayangkan hanya untuk Istana Negara, menurut saya enggak masuk akal lah ya membelanjakan 2 triliun rupiah hanya untuk satu fungsi bangunan. menurut saya ya agak sangat sangat berlebihan” tegas Ridwan Kamil.

Lebih lanjut Ridwan Kamil mengingatkan, keberhasilan sebuah kota ini salah satunya harus punya fungsi livability. Menurut dia, banyak arsitek kalau mendesain skala besar itu suka luas-luas-an.

Baca Juga: Ini dia 10 Kecamatan dan Kelurahan dengan Jumlah Kasus Aktif Covid-19 Tertinggi di Kota Bandung

“Makanya saya meyakini dan ini sikap saya, kota yang baik itu yang complexity dimana orang jalan kaki dengan sukarela bukan karena kepaksa,” katanya.

“Ya ini antarbangunan harus naik mobil turun mobil dan sebagainya, lama-lama karena kebiasaan tidak menciptakan kota yang ukuran skala benar, kita jadi terbiasa menerima budaya bahwa menikmati arsitektur harus naik mobil,” ucapnya lagi. 

Halaman:

Editor: Agus Safari

Sumber: You Tube


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x