Magot Beri Keuntungan Besar Bagi Warga RW 10 Cipadung Kulon

- 26 April 2023, 21:35 WIB
Pengelola ternak magot di RW 10 Cipadung Kulon, Yuyun, menjelaskan proses usahanya pada saat kunjungan Kasi Pemerintahan Kelurahan Cipadung Kulon, Fawzi, Rabu, 26 April 2023.
Pengelola ternak magot di RW 10 Cipadung Kulon, Yuyun, menjelaskan proses usahanya pada saat kunjungan Kasi Pemerintahan Kelurahan Cipadung Kulon, Fawzi, Rabu, 26 April 2023. /Foto: Portal Bandung Timur/Ari Prianto Teguh/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Problem sampah di perkotaan, masih menghantui warga setiap waktu. Minimnya pengetahuan mengenai cara mengelola sampah, menambah panjang deretan kecemasan warga tersebut. Tetapi sesungguhnya, problem akut sampah perkotaan itu apabila ditelaah berbekal pengetahuan mumpuni, masalah justru bakal berbuah berkah.

Seperti dilakukan Warga RW 10 Kelurahan Cipadung Kulon, Yuyun, dirinya memiliki cara sendiri lepas dari jerat problem sampah melalui usahanya berternak magot di lokasi usaha Warbon atau Warung Kebon.

Kepala Seksi Pemerintahan Kelurahan Cipadung Kulon, MK. Fawzi, SH. saat menemui langsung Yuyun, Rabu 26 April 2023, didampingi petugas Linmas Cipadung Kulon, Ahmid dan Portal Bandung Timur, memaparkan langsung bagaimana proses beternak magot oleh warga.  Proses beternak magot dilakukannya dengan menggunakan sejumlah media dan alat cacah sampah terdapat di lokasi Warbon.

Dalam keterangannya, Yuyun, menyampaikan bahwa usaha ternak magot tersebut ia jalani untuk menghasilkan uang serta manfaat lain dalam menunjang peternakan ayam miliknya.

Baca Juga: Volume Sampah Selama Lebaran Meningkat, Pedagang Khawatirkan Dampak Buruk Lanjutan di Pasar Induk Gedebage

Yuyun menuturkan, bahwa dengan usaha ternak magot ini, uang dapat dihasilkan cukup lumayan apabila dikaitkan dengan kisaran harga magot perkilogramnya mencapai Rp10ribu. "Produksi magotnya  terbilang belum banyak, namun cukup menambah penghasilan," kata Yuyun.

Usaha ternak magot ini, tambah Yuyun, dilakukan bersama rekannya terdiri dari dua orang. Namun kedua rekannya tersebut, saat itu belum nampak dilokasi ternak magot karena sedang libur mudik.

"Selain dapat penghasilan, dalam bisnis ternak magot ini, kami menerapkan juga suatu sikap kepedulian kami terhadap lingkungan khususnya dalam hal penanganan sampah rumah tangga," kata Yuyun.

Kebutuhan sampah organik, ujar Yuyun, tergolong banyak untuk pakan magot. Kebutuhan sampah organik itu, belum sepenuhnya terpenuhi walau kami sudah berusaha bekerja sama dengan petugas TPS di RW 07 Kelurahan Cipadung.

Baca Juga: DPU Kota Bandung Olah Sampah Gunakan Eco Enzym

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x