PORTAL BANDUNG TIMUR – Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui program Tanggap Bencana berkolaborasi dengan tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran telah telah menurunkan tim pemulihan psikosisal korban bencana alam gempa bumi di Kabupaten Sumedang Jawa Barat. Pelayanan Bio-Medis bagi penyitas dilaksanakan di dua titik di Desa Sukajaya dan Dusun Haurlawang Kelurahan Cipamengpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang.
Dalam keterangan tertulisnya yang diterima Portal Bandung Timur, Minggu 4 Februari 2024, disampaikan bahwa Institut Teknologi Bandung (ITB) melalui program Tanggap Bencana yang dikelola oleh Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat atau LPPM. Kegiatan juga di dukung pendanaan dari Lembaga Afilisasi Penelitian dan Industri atau LAPI dengan menurunkan tim pertama untuk pemulihan psikosisal pada tanggal 6 Januari.
Kemudian kembali dilakukan pada tanggal 26 Januari 2024, dengan support penuh dari LAPI, LPPM ITB menurunkan tim Pengabdian Masyarakat tanggap bencana kedua. Kegiatan dilakukan beranggotakan staf ahli dari Kelompok Keahlian Fisiologi, Biologi Perkembangan dan Biomedis, Sekolah Ilmu dan Teknologi Hayati ITB, serta berkolaborasi dengan tim Fakultas Kedokteran Universitas Padjajaran.
Baca Juga: Selain Sumedang, Wilayah di Jawa Barat Lainnya yang di Guncang Gempa Bumi Senin Hari Ini
Kegiatan diselenggarakan di dua area yang dituju oleh tim adalah Desa Sukajaya dan Dusun Haurlawang berjarak 3,5 hingga 4 kilometer dari kantor Desa Sukajaya, Kelurahan Cipamengpeuk, Kecamatan Sumedang Selatan, Kabupaten Sumedang. Kantor Desa Sukajaya merupakan salah satu posko bencana dan memiliki aula yang dapat menampung penduduk penyintas untuk mendapatkan layanan Bio-Medis yang dihadiri oleh 30 penyintas berikut keluarga.
Secara kewilayahan, Dusun Haurlawang berlokasi di wilayah dalam cakupan Rukun Warga 06 yang terdiri dari 4 Rukun Tetangga dan kegiatan PM diadakan di aula Dusun Haurlawang yang dikunjungi oleh sekitar 35 penyintas bersama anggota keluarganya.
Beberapa kegiatan yang diberikan oleh Tim ITB dan UNPAD secara terintegrasi dengan skema sebagai berikut. Pertama, penyintas mendapatkan pelayanan belajar Teknik Pelepasan Emosi atau Emotional Freedom Techniqueatau EFT.
Baca Juga: Bukan Sesar Cileunyi Tanjungsari, Ini Temuan Baru Penyebab Gempa Sumedang Menurut Badan Geologi
Penyitas belajar EFT untuk meredakan rasa khawatir atau stress secara mandiri. Dilakukan dengan cara mengetuk secara perlahan di Sembilan titik energi tubuh dan tangan.
Penyintas kemudian menuju Balai Pengobatan, terdiri dari dua tahap. Yakni bagian pendaftaran dan anamnesa yang bertugas untuk menggali informasi riwayat penyakit berikut keluhan penyakit pasien yang diikuti dengan pendataan antropometri atau tekanan darah, berat badan, tinggi badan.
Kemudian dilanjutkan berkonsultasi dengan dokter. Jika dokter menemukan gejala kecemasan atau ketakutan pada penyintas, maka mereka akan dirujuk untuk melakukan pemeriksaan screening kecemasan melalui pengisian Strength and Difficulties Questionnaire atau SDQ yang diikuti dengan pengukuran gelombang otak melalui perangkat electroencephalograph atau EEG.
Bagi penyintas yang mengalami demam, maka akan dirujuk untuk dilakukan pemeriksaan sampel deteksi penyakit infeksi oleh analis dari Laboratorium Health Safety Environment atau HSE UNPAD yang memiliki tupoksi mengampanyekan berbagai aspek kesehatan, keselamatan, dan lingkungan kepada masyarakat.
Usai pemeriksaan, jika dokter meresepkan obat-obatan, penyintas dapat mengambilnya di bagian Farmasi yang disuplai oleh Ikatan Alumni FK’92 UNPAD dan Klinik Hegar. Terakhir, untuk membantu penyintas dewasa agar semangat untuk meraih kesempatan, mereka mendapat paket sembako yang sebagiannya mendapat donasi dari WINGS dan LAPI ITB (Gambar 1 - 7). Di sisi lain, bagi penyintas anak-anak disediakan permainan menggunakan puzzle guna memberikan pengalaman positif.
Baca Juga: Alhamdulillah, BNPB Serahkan Dana Bantuan Stimulan Bagi Korban Gempa Bumi Sumedang
Persitiwa gempa bumi di wilayah Kabupaten Sumedang Jawa Barat dan sekitarnya terjadi pada 31 Desember 2023 terjadi gempa bumi berkekuatan 4,8 Magnitudo. Lokasi episenter pada koordinat 6,85 derajat Lintang Selatan dan 107,94 derajat Bujur Timur.
Pusat gempa berada dikedalaman hiposenter 5 kilometer dari permukaan bumi atau secara daratan kurang lebih berjarak 2 kilometer Timur Laut dari pusat Kota Sumedang, Jawa Barat.
BMKG mencatat, gempa bumi tersebut diawali dengan 2 gempa pendahuluan. Pertama terjadi pada pukul 14.35 WIB berkekuatan magnitudo 4,1 dan pukul 15,38 WIB berkekuatan magnitudo 3,4, kemudian diikuti beberapa kali gempa susulan dengan kekuatan bervariasi antara magnitudo 2,4 hingga 4,5.
Pemerintah Kabupaten Sumedang menetapkan status tanggap darurat mulai 1 Januari hingga 7 Januari 2024. Sampai saat ini, tercatat 1.004 rumah rusak akibat gempa bumi magnitudo 4,1 yang terjadi pada Minggu, 31 Desember. Namun gempa susulan berkekuatan magnitude 3.1 dikedalaman 10 kilometer terjadi kembali di lokasi 5 kilometer Timur Laut Kabupaten Subang pada tanggal 8 Januari 2024 yang lalu.
Berdasarkan laporan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jawa Barat, gempa bumi di Kabupaten Sumedang menyebabkan 14 desa di wilayah Sumedang. Dampak gempa bumi sebanyak 1.004 unit rumah dilaporkan rusak ringan, 110 rusak berat, dan 456 warga mengungsi. namun tidak ada korban jiwa.***