Limbah Medis di Kota Cimahi Meningkat Signifikan, Limbah Medis Masyarakat Sulit Dikontrol

- 24 Februari 2021, 21:54 WIB
Petugas khusus menangani limbah medis tengah membuang limbah medis di salah satu rumah sakit untuk dimusnahkan. Sepanjang pandemi Covid-19 limbah medis terjadi peningkatan.   
Petugas khusus menangani limbah medis tengah membuang limbah medis di salah satu rumah sakit untuk dimusnahkan. Sepanjang pandemi Covid-19 limbah medis terjadi peningkatan.   /Portal Bandung Timur/hp.siswanti

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Limbah medis dari Rumah Sakit dan Puskesmas Kota Cimahi sudah dikelola dengan baik, limbah medis dari masyarakat langsung bercampur limbah domestik. Perlu dicarikan solusi penaganan limbah medis yang digunakan masyarakat agar tidak menimbulkan masalah dikemudian hari.

"Ini memang menjadi masalah utama buat kita dan menjadi bahan pemikiran dalam mengatasi masalah limbah medis terutama masker. Karena penggunaan masker sepanjang masa pendemi tidak hanya digunakan petugas medis, tapi juga masyarakat umum, hal ini harus cari solusinya," ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Cimahi, Lilik Setyaningsih.

Dikatakan Lilik Setyaningsih, untuk masalah limbah medis yang berasal dari rumah sakit atau puskesmas sudah dapat diatasi. “Namun untuk limbah medis yang dipergunakan masyarakat, kita sulit mengontrolnya karena limbah medis yang digunakan masyarakat langsung menyatu dengan limbah atau sampah domestik rumah tangga,” ujar Lilik Setyaningsih.

Baca Juga: Pemkot Bandung Dapat Pinjam Pakai 22 Sepeda Motor Listrik Selama 3 Bulan

Hal senada disampaikan Kepala Bidang Bina Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kota Cimahi, Dikke Suseno Isako bahwa, limbah medis di Kota Cimahi ditangani dengan baik. Dinas Kesehatan Kota Cimahi sendiri hanya menangani limbah medis dari 13 Puskesmas se-Kota Cimahi.

Sementara fasilitas kesehatan lainnya dikelola masing-masing. Namun tetap mendapat pengawasan dari pihaknya.

Disampaikan Dikke Suseno, sepanjang tahun 2020, volume limbah medis dari 13 Puskesmas mencapai 5.371,40 kilogram. Limbah tersebut dihasilkan pada bulan Januari sebanyak 686,04 kg, Februari 347,14 kg, Maret 283,61 kg, April 272,02 kg, Mei 451,44 kg, Juni 376,23 kg, Juli 376,6 kg, Agustus 381,33 kg, September 549,14 kg, Oktober 349,14 kg, November 417,86 kg dan Desember 880,31 kg.

"Sepanjang tahun 2020 dari Januari sampai Desember total limbah medisnya mencapai 5.371,40 kg.  Sudah pasti terjadi peningkatan tapi tidak signifikan, selain limbah medis masker dan sarung tangan, juga APD," ungkap Dikke Susesno.

Dikatakan Dikke Suseno, limbah medis  kalau tidak diproses dengan benar akan sangat berbahaya bagi lingkungan dan kesehatan. Beberapa diantaranya masuk limbah B3 harus dikelola dengan baik.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah