“Yah, kami berdua ini sudah dianggap hilang oleh komandan kami. Karena waktu itu bukan hanya hujan peluru dari mouser engkol jenis chamber tiger grendel, tapi juga bom yang dijatuhkan dari pesawat,” ujar Tarmidi, disela acara bedah buku ‘Tiada Berita Dari Bandung Timur’ sekaligus reunian mantan Batalyon 33 Pelopor Resimen Sukapura Divisi III Siliwangi.
Baca Juga: Guru Honorer Jadi PPPK Sudah Disosialisasikan Tapi Aturan Legal Formal di daerah Belum Ada
Saat kembali ditemui pada peringatan Hari Kemerdekaan 17 Agustus tahun 2019 lalu di Alun-alun Ujungberung, baik Tarmidi maupun Paimo berharap sejarah peristiwan Bandung Lautan Api untuk diluruskan. Bukan berharap jasa-jasanya dikenang, tapi dengan harapan nilai-nilai perjuangan dari peristiwa Bandung Lautan Api dapat diambil hikmahnya.
“Bandung Lautan Api bukan hanya sekedar warga Kota Bandung mengungsi ke selatan. Tapi di dalam kota sendiri terjadi pertempuran yang sangat luar biasa dengan pengorbanan harta serta jiwa raga,” imbuh Paimo. (heriyanto)***