Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Para pengemudi Ojek Online (Ojol) secara serentak menggelar aksi Offbid atau tidak mengambil penumpang. Aksi tersebut dilakukan menyusul tuntutan mereka yang meminta pemerintah melakukan evaluasi penyesuaian tarif pada semua layanan aplikator, dan menghentikan persaingan bisnis tidak sehat antar aplikator.
Aksi offbid yang dilakukan oleh lebih dari 50 organisasi Ojol Se-Indonesia tersebut, berlangsung pada Kamis, 24 Maret 2022 mulai pukul 05.00 - 23.59 WIB.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, selain dua tuntutan tadi, mereka juga menunut potongan komisi pendapatan dari 20% - 10% pada saat Pandemi, Endemi hingga perekonomian kembali dinormalkan. Selain itu mereka menuntut Pemerintah atau Regulator mencabut izin Operasi bagi Aplikator yang tidak mengikuti peraturan yang berlaku dan mendesak Pemerintah / Regulator untuk Memberikan kepastian Perlindungan secara Hukum bagi Ojek Online mengenai Tarif dan Kemitraan.
Sementara itu, ratusan pengemudi ojol di Kota Bandung Jawa barat menggelar aksi di Balai Kota, Jl. Wastukencana Kota Bandung, Kamis 24 Maret 2022. Dalam aksi tersebut mereka menyuarakan tuntutan yang sama dengan daerah lain, yakni menuntut penyesuaian tarif pada semua layanan aplikator, yang dirasakan sangat minim, terlebih di tengah pandemi COVID-19.
"Kami menuntut agar pemerintah dapat menghentikan potongan komisi pendapatan 20 persen. Juga mendesak agar Pemerintah Kota Bandung, mencabut izin operasi bagi aplikator yang tidak mengikuti peraturan yang berlaku," ungkap oordinator aksi, Alif Nugraha di sela-sela aksi.
Ia menambahkan, pihaknya juga meminta Pemerintah Kota Bandung, untuk memberikan kepastian perlidungan hukum bagi pengemudi online mengenai tarif kemitraan.
Aksi unjuk rasa di balai Kota Bandung tersebut berlangsung tertib dengan pengawalan petugas kepolisian dari Polrestabes Bandung. Namun begitu, Aksi unjuk rasa Ojol tersebut sempat mengakibatkan kepadatan arus lalu lintas, di sekitar jalan Wastukencana Bandung.***
