Akibat PMK Produksi Susu di Lembang Anjlok, Kerugian Lebih dari Rp 9 Miliar

- 29 Juni 2022, 19:30 WIB
Peternak sedang memberi pakan sapi peliharaan. Jelang Hari Raya Idul Adha 2022  Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat menjamin PMK terkendali.
Peternak sedang memberi pakan sapi peliharaan. Jelang Hari Raya Idul Adha 2022 Dinas Ketahanan Pangan dan Peternakan Provinsi Jawa Barat menjamin PMK terkendali. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Wabah Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada ternak saat ini dinilai bukan lagi sebagai penyakit hewan namun telah menjadi satu penyakit ekonomi. Kepala operasi Peternak Sapi Bandung Utara (KPSBU) Lembang, Dedi Setiadi mengatakan, produksi susu anjlok signifikan dengan kerugian akibat wabah PMK sejak awal masuk ke Kabupaten Bandung Barat ditaksir mencapai Rp 9 miliar bahkan bisa lebih.

Dedi Setiadi menjelaskan, produksi susu anjlok signifikan mencapai 80 persen lantaran adanya wabah PMK di KBB. Menurut dia, jika setiap hari pasokan bisa mencapai 120-140 ton per hari maka saat ini pasokannya hanya 80 ton. Ia mencontohkan, sapi yang biasa produksi 20 liter setelah terkena PMK hanya produksi 3 liter saja.

"Dampak PMK di KBB tidak hanya dirasakan para peternak, pihak KPSBU Lembang menyebutkan imbasnya pun menyeluruh hingga ke distributor dan perusahaan terkait lantaran produksi susu anjlok,"tegas Dedi Setiadi, Rabu, 29 Juni 2022.

Dedi Setiadi mengaku, peternak sedang berduka semenjak wabah PMK terjadi di KBB. Dia membenarkan wabah PMK tidak menular pada manusia namun di peternakan sapi perah tingkat penularannya mencapai 100 persen tapi menjadi penyebab produksi susu anjlok.

"Misal sapi 10 dalam satu kandang terkena 1, sudah dipastikan semuanya akan terkena, lalu tingkat kematian memang kecil sekitar 5 persen," katanya.

Ia juga menerangkan untuk sapi yang potong bersyarat harganya juga tidak mahal. Menurutnya, sapi yang dipotong dijual ke RPH biasanya bisa Rp15 juta, sekarang hanya Rp 4-5 juta karena overload.

"Banyak juga yang dipotong di pasar sapinya, namun tetap harga justru menurun. Apalagi yang mati, biaya penguburan juga lumayan," sambungnya.

Dedi Setiadi menyatakan, pihaknya selalu berupaya ke pemerintah agar bisa memberikan bantuan kepada para peternak. Bahkan, lanjut dia, hasil rapat menteri perekonomian, pertanian dan peternakan dan yang dipimpin Luhut Binsar Panjaitan menyebut pemerintah mulai melakukan langkah tegas terkait dengan PMK ini.

"Jadi pemerintah sudah mulai tegas sekarang untuk penanganan seperti Covid-19 terus ada satgas tingkat nasionalnya," pungkasnya.***

Editor: Syiffa Ryanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x