Baca Juga: Musda MUI, ‘Mempererat Ukhuwah Islamiyah dan Mempererat Islam Wasilah’
Diungkapkan Niken, teknik gutha tamarin merupakan pengembangan teknik membatik tradisional yang kerap disebut sebagai batik dingin. Karena tidak membutuhkan alat pemanas layaknya proses yang biasa ditemukan saat menggunakan malam.
Tahapan proses pembuatannyapun menurut Niken, amat sederhana, dimana biji asam yang diekstrak menjadi bubuk halus itu kemudian dicampur dengan air dan lemak nabati atau mentega hingga membentuk pasta. Pasta biji asam tersebut cukup dimasukan ke dalam plastik segitiga (piping bag) yang dilubangi bagian ujungnya.
“Perupa hanya perlu menggoreskan pasta-pasta tersebut di atas pola yang sudah dibentuk atau langsung menuangkan imajinasi begitu saja. Maka, membatik dengan teknik yang satu ini juga tak memerlukan canting dalam menciptakan outline atau garis pembentuk gambaran, serta teknik gutha tamarin penggunaannya tidak terbatas pada jenis kain tertentu dengan pewarna dapat disesuaikan bertdasar karakter kain yang digunakan,” pungkas Niken.(heriyanto)***