Al Imtizaj, Harmonisasi Budaya Setempat dengan Tionghoa dan Timur Tengah

- 23 Juli 2023, 17:38 WIB
Gerbang Masjid Al Imtijaz perpaduan Tionghoa dan Timur Tengah dengan arsitek Ir Danny Swardhani atas ide Gubernur Jawa Barat R Nuriana.
Gerbang Masjid Al Imtijaz perpaduan Tionghoa dan Timur Tengah dengan arsitek Ir Danny Swardhani atas ide Gubernur Jawa Barat R Nuriana. /Portal Bandung Timur/(Salum Humaedi Dava/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Masjid Al Imtizaj. Demikian tulisan kapital besar yang terpampang di gerbang masuk masjid yang bentuknya sangat khas Tionghoa Dinasti Zhou  berupa pintu melingkar dengan tiang di kedua sisinya.

Masjid Al Imtizaj berada di pojok eks pusat perbelanjaan terbesar di pusat Kota Bandung pada masanya di era Kota Bandung di pimpin Kolonel TNI (Purn) Ateng Wahyudi. Yang menurut catatan di Dinas Tata Kota Bandung, dibangun dalam dua tahap sejak tahun 1985 dengan anggaran mencapai Rp14 miliar, bila berdasar nilai saat ini Rp226 miliar.

Awal pencanangan dilakukan 1 Juli 1985 dengan pembangunan 56 Rukan atau Rumah Kantor Banceuy Permai di tanah eks Penjara Banceuy, dan selesai Juli 1987. Dan bersamaan dengan itu dimuali pengunan tahap kedua berupa pembangunan plaza atau pusat perbelanjaan Rumah Matahari bangunan 5 lantai yang selesai bulan November 1989.

Baca Juga: Masjid Raya Bandung Kini, Butuh Perbaikan Pasca Renovasi Besar-besaran 2021

Namun sayang, keberadaan Banceuy Permai sebagai pusat penjualan kain dan elektronik yang dikelola PT Interna Permai yang mulai beroperasi November 1990 dan juga Rumah Matahari yang dikelola Grup Matahari Departemen Store yang dibuka 22 Oktobr 1993, tidak langgeng. Hingga akhirnya masa penggunaan selama 30 tahun berakhir dan Provinsi serta Pemkot Bandung selaku pemilik akan memfungsikan bangunan sebagai sentra bisnis, perhotelan maupun perkantoran.

Namun dibalik sejarah kawasan Banceuy yang semula merupakan instal kuda yang menjadi Penjara Banceuy, dan kemudian menjadi Banceuy Permai serta Rumah Matahari, keberadaan Masjid Al Imtizaj yang dibangun 6 Agustus 2010 atas inisiatif Gubernur Jawa Barat pada masa itu Raden Nana Nuriana. Sang arsitek Ir Danny Swardhani menyanggupi mendesain masjid yang berada dibasement eks perbelanjaan Rumah Matahari menjadi sebuat tempat peribadatan umat Islam.

Sesuai dengan artinya, Al Imtizaj adalah pembauran, karenanya gerbang masuk menuju masjid dari Jalan Terusan ABC, Kelurahan Braga, Kecamatan Sumur Bandung, berupa Ronghe yang dalam bahasa Tionghoa berarti pembauran.

Baca Juga: Masjid Hijrah BJTB, Masjid Tanpa Kubah di Bawah Jalan Tol Purbaleunyi

Kota Bandung menjadi saksi dari sebuah tempat ibadah yang menarik perhatian banyak orang. Masjid Al Imtizaj yang terletak di Jalan Terusan ABC, Braga, ini benar-benar merupakan transformasi sebuah pusat perbelanjaan yang telah disulap menjadi masjid yang sangat luar biasa. Masjid yang menggabungkan unsur-unsur Tionghoa dan tradisi Islam menjadi sebuah akulturasi budaya.

Penggabungan elemen arsitektur Tionghoa yang khas dengan estetika Timur Tengah yang indah, menciptakan Al Imtizaj sebagai sebuah tempat ibadah yang unik dan memikat.  “Dulunya masjid ini merupakan bangunan mall yang sudah tidak beroperasi. Masjid ini dibangun pada tahun 2008 dan diresmikan pada tanggal 6 Agustus 2010 atas keinginan Gubernur Jawa Barat, Nana Nuriana” cerita Ane, Ketua DKM Masjid Al Imtizaj.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x