Kerajaan Tikus Kritik Sosial Longser Bandoengmooi di Gedung Kesenian Rumentang Siang

- 14 Oktober 2023, 18:05 WIB
Saah satu adegan pegelaran Longser Bandoengmooi yang emngangkat tema kritik sosial Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Jaan Baranang Siang Kosambi Kota Bandung.
Saah satu adegan pegelaran Longser Bandoengmooi yang emngangkat tema kritik sosial Kerajaan Tikus di Gedung Kesenian Rumentang Siang, Jaan Baranang Siang Kosambi Kota Bandung. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Longser Bandoengmooi menggelar pertunjukan longser ‘Kerajaan Tikus’. Sebuah pertunjukan seni panggung yang mengkritisi kondisi sosial kekinian yang tengah marak terjadi di Tanah Air.

‘Kerajaan Tikus’ mengambarkan tentang kebutuhan pokok terutama beras yang semakin sulit didapat. Selain harganya mahal kesediaan beras sangat terbatas di pasaran. Para petani mengeluh karena gagal panen, padi dan palawija yang ditanam habis sebelum berbuah dimakan hama tikus.

Kondisi seperti itu menyebabkan penduduk desa serba kesulitan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.  Berbagai cara telah dilakukan para petani agar tikus tidak menyerang padi dan palawija, namun hama tikus tidak segera hilang, bahkan jumlah tukus semakin bertambah dan sulit dimusnakan.

Baca Juga: Kasidah Cinta Al Kubra di Pentaskan Kelompok Teater Senapati di Gedung Kesenian Rumentang Siang

Sehingga sebagian masyarakat mempercayai bahawa siluman kerajaan tikus sedang menguasai lahan pertanian mereka dan mencurigai Kepala Desa mengabdi dan bersekutu pada siluman tikus sehingga menjadi kaya raya.

Di sisi lain ada pengusaha ingin tanah milik masyarakat yang terserang hama tikus dijual kepadanya untuk dikembangkan menjadi kawasan industri. Pengusaha medatangi kepala Desa dan memberi satu kopor uang agar kepala Desa menyetujui dan mau membujuk masyarakat untuk menjual tanahnya.

Melihat ambisi pengusaha dan kepala Desa ingin mengembangkan desanya menjadi kawasan industri sebagian masyarakat mencurigai bahwa kemunculan ribuan tikus yang menghabiskan tanaman padi dan palawija adalah rekayasa pengusaha dan kepala Desa agar tanah mereka segera dijual.

Baca Juga: Merindu Udara Suasana Panggung Teater

Selidik demi selidik ternya benar bahwa tikus yang menguasai lahan pertanian itu adalah ulah pengusaha yang kerjasama dengan kelapa Desa. Mereka menyuruh anak buahnya untuk meyebarkan ribuan tikus dilahan pertanian dengan tujuan agar masyarakat tidak menikmati hasil pertaniannya karena habis dimakan tikus dan mau menjual tanahnya pada pengusaha.

Masyarakat protes. Pengusaha dan kelapa Desa dilaporkan pada pihak berwajib dengan pasal pengaduan telah melakukan persekongkolan mencari keuntungan sendiri dangan cara licik dan mengorbankan masyarakat.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x