Trebang Randu Kentir, Tarian Pengungkap Rasa Kehilangan  

- 13 Desember 2020, 12:13 WIB
Tarian Trebang Randu Kentir saat dipentaskan di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat.
Tarian Trebang Randu Kentir saat dipentaskan di Teater Terbuka Taman Budaya Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/Heriyanto Retno/

Baca Juga: Pangdam III/Siliwangi Tanam Pohon dan Tabur Benih Ikan

Akhirnya baru awal tahun 2011 Taman Budaya Jawa Barat dan Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Indramayu merealisasikannya. Dalam proses kegiatan tidak semudah apa yang dibayangkan, karena terdapat 120 gerakan tarian yang sebenarnya merupakan bentuk pengulangan.

“Tapi gerakan itu merupakan bagian dari lenyepan atau bentuk kepasrahan insani pada sang maha pencipta,” terang Asep Ruchiyat Kepala Seksi Kebudayaan Dinas Pemuda Olah Raga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten.

Lewat adu argumentasi dan pendekatan antara sejumlah pelaku seni, Toto Amsar Suanda salah seorang kurator seni Taman Budaya Jawa Barat memberikan jalan tengah. Kesenian tradisional Trebang Randu Kentir yang sudah tidak lagi dipanggungkan selama 35 tahun, harus kembali manggung, dengan syarat harus lebih disederhanakan dan kembali menjadi tontonan.

Baca Juga: Operasi AKB Diperketat Mulai Sasar Pemukiman

Baca Juga: Klasemen Sementara Seri A Liga Italia dan Daftar Pencetak Gol Terbanyak 12 Desember 2020

Setelah berhasil ditumbuhkan kembali Ki Sarwah dan Idah puterinya, Trebang Randu Kentir pun ditampilkan  di Bale Desa Jubleng, Kecamatan Losarang, Kabupaten Indramayu untuk pertamakalinya setelah 35 tahun mengalami mati suri.

Hingga keinginan tokoh masyarakat dan masyarakat yang tinggal sekitar 23 kilometer arah barat kota kabupaten Indramayu, tumbuh untuk menghidupkan kembali dan ditampilkan di setiap hajatan desa. Keinginan semakin memuncak saat Trebang Randu Kentir banyak ditanggap di hajatan dan bahkan menjadi alat politik untuk sarana kampanye desa maupun pilkada.

Keinginan baru diwujudkan kembali Balai Taman Budaya Jawa Barat pada tahun 2016. Namun kendala kembali dihadapi, karena Ki Sarwah sang maestro sudah wafat, akhirnya digelar prosesi Turun Waris Panggung melalui program Pewarisan Kesenian Tradisional Jawa Barat yang diselenggarakan Balai Pengelolaan Taman Budaya Jawa Barat.

Baca Juga: Pemkot Bandung Siap Sukseskan Citarum Harum

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x