PORTAL BANDUNG TIMUR - Memasuki musim penghujan seperti sekarang ini, masyarakat Kabupaten Indramay, khususnya dibantaran sungai Cimanuk selalu diingatkan akan bahaya luapan air sungai yang dapat terjadi kapanpun. Hal ini pula menjadi pemikiran pelaku seni kota mangga untuk melestarikan tarian Trebang Randu Kentir.
Randu Kentir atau yang lebih dikenal dengan Trebang Randu Kentir karya (alm) Ki Carya. Istilah Randu Kentir memiliki arti Randu (pohon kapuk) dan Kentir (hanyut berputar), pohon randu yang hanyut berputar-putar karena terbawa air.
Ide tarian Randu Kentir berlatar cerita turun temurun. Ki Carya menciptakan tarian Trebang Randu Kentir terilhami cerita dari Kuwu Desa Cemara, Losarang, Kab. Indramayu.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris, Newcastle Taklukan West Brom di St James Park
Baca Juga: Drama Korea Terbaru City Couple’s Way of Love: My Lovable Camera Thief
Diceritakan, kebiasaan Nyi Dariwan menari-nari keliling desa akibat kehilangan Ki Dariwan suaminya. Ki Dariwan hanyut terbawa air sungai Cimanuk yang sedang meluap saat akan mengambil batang pohon randu.
Namun ada versi lain yang menceritakan bahwa Ki Carya menciptakan tarian Randu Kentir diiringi Trebang, terilhami tradisi bercocok tanam padi masyarakat Losarang. Hal ini tampak dari gerak khas dalam Tari Terbang Randu Kentir, berupa ‘serogan’ dan ’dederan’.
Gerakan seorang petani yang sedang mengarit pari atau padi kemudian hasilnya dipikul. Sementara posisi padi berada dipunggung petani dengan menggunakan tapih atau kain samping.
Baca Juga: Hasil Liga Inggris, Aston Villa Raih Kemenangan Dramatis Atas Wolves