Janganlah Menunggu-nunggu Untuk Bertaubat

- 7 Februari 2022, 05:00 WIB
Ilustrasi berdoa sebagai upaya menjalani taubat sesungguh-sungguhnya.
Ilustrasi berdoa sebagai upaya menjalani taubat sesungguh-sungguhnya. /Portal Bandung Timur/hp. siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Acapkali seseorang akan melakukan taubat setelah usia beranjak menua, dan dikala masih muda akan bersenang-senang menikmati kehidupan duniawi. Padahal kita tidak akan tahu kapan kematian akan datang, tidak selalu kematian akan menjemput kita saat usia sudah uzur.

Melakukan taubat tidak memandang usia maupun waktu. Tidak selayaknya seorang mahluk Allah Subhanahu wa Ta'ala yang hidup di muka bumi dengan segala kenikmatan menunda-nunda bertaubat.

“Karena dosa yang dilakukan terus-menerus bisa menyebabkan tertutupnya hati seseorang, dan jika Allah  Subhanahu wa Ta'ala  sudah menutup hati maka Allah  Subhanahu wa Taala akan menguncinya. Naudzubillah min dzaalik,” ungkap Ustad Didi Saefulloh, seorang pemuka agama dari Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung.

Baca Juga: Tentang KDRT yang Lagi Treding, Ini Kata Staf Khusus Menteri Agama

Dosa yang dilakukan terus-menerus menurut Ustad Didi Safulloh, pada akhirnya Allah Subhanahu wa Taala akan menutup qalbu  atau hati kita.  Dan jika, Allah Subhanahu wa Taala sudah ditutup hati kita maka Allah akan menguncinya.

“Dan ketika itulah iman tidak akan menemukan jalan menuju qalbu. Dan kufur tidak akan bisa lepas darinya,” ujar Ustad Didi Safulloh.

Ustad Didi Saefulloh, mengutip Tafsir ath-Thabari dari  Imam Muhammad bin Jarir ath-Thabari rahimahullah yang bunyinya, ‘Karenanya, tidak selayaknya seseorang mengabaikan taubat meskipun kemudian ia mengulang dosa kembali. Karena taubat adalah pembersih dosa dari hati. Jangan sekali-kali seseorang mengatakan, untuk apa aku bertaubat, aku telah bertaubat dari banyak dosa sebelumnya, tapi aku mengulangi lagi perbuatan dosa setelah menyesal dan bertaubat, taubatku tidak ada gunanya.”

Sebagai mahluk ciptaan Allah Subhanahu wa Ta'ala, manusia wajib bertaubat manakala melakukan perbuatan dosa. Tidak hanya baik dosa besar tapi juga maupun kecil, dosa yang sengaja maupun yang tidak di sengaja.

Baca Juga: Liga 1 Indonesia, Teja, Mark dan Victor Ekstra Kerja Keras Tahan Gempuran Bhayangkara FC Sebelum Kebobolan

“Janganlah kita meremehkan sebuah maksiat lalu kita lalui begitu saja tanpa taubat. Janganlah kita melihat besar kecilnya maksiat yang kita lakukan. Tapi hendaklah kita melihat kepada siapa kita bermaksiat. Sesungguhnya kita bermaksiat kepada Allah, Tuhan yang menciptakan kita dan menganugerahkan berbagai nikmat dan rezeki kepada kita,” papar Ustad Didi Saefulloh.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x