Sifat Ar Rahman dan Ar Rahim Harus Diteladani Dalam Kehidupan Sehari-hari

- 9 Februari 2022, 05:39 WIB
Saling memaafkan antar sesama merupakan salah satu aplikasi sifat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari.
Saling memaafkan antar sesama merupakan salah satu aplikasi sifat Allah SWT dalam kehidupan sehari-hari. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Salah satu sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang mulia dan memiliki makna yang luar biasa ialah Ar Rahman.  Tentunya tanpa menyampingkan sifaf Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang lain.

Di dalam al-Quran, sifat Ar Rahman diabadikan menjadi salah satu nama surat  ke-55, yakni  surat Ar Rahman. Selain itu tentunya juga banyak ayat yang menyebutkan sifat dari  Allah Subhanahu Wa Ta’ala tersebut. Sebagimana dalam surat Alfatihah atau lafadz Basmalah yang seringkali kita ucapkan. Dalam ayat tersebut kata Ar Rahman diiringi dengan sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang lain, yakni Ar Rahim.

 Ar Rahman dan Ar Rahim berasal dari asal kata atau akar kata yang sama. Dan ketika diterjemahkan dalam bahasa Indonesia biasanya dengan terjemahan  Maha Pengasih dan Maha Penyayang. Dua kata yang seakan akan hampir sama maknanya dalam bahasa Indonesia namun selalu tidak dapat dilepaskan.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Kabupaten Cianjur, Sepekan 195 Kasus Seorang Meninggal

Bilamana kita mau melihat kitab-kitab tafsir para ulama, maka akan didapatkan makna yang luar biasa mengenai makna dua kata tersebut. Sebagai contoh, dalam kitab tafsir Ibnu Kasir, menyebutkan bahwa kata Ar Rahman memiliki makna kepengasihan Allah Subhanahu Wa Ta’ala atau rasa kasih dan sayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang diberikan kepada seluruh makhuk-Nya.

“Bukan hanya kepada hamba-Nya semata, namun juga kepada makhluk Allah Subhanahu Wa Ta’ala yang lain. Segenap mahluk yang ada di dunia ini baik yang beriman maupun yang tidak, baik itu manusia maupun selainnya,” tegas Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung.

Sedangkan, kata Ar Rahim, diartikan sifat pengasih Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan sifat penyayang -Nya yang akan diberikan kelak di akhirat. Khusus diberikan untuk orang-orang yang beriman kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.  

Demikianlah letak perbedaan di antara keduanya. Sifat Ar Rahman yang dimiliki Allah Subhanahu Wa Ta’ala menunjukkan bahwa kasih sayang-Nya diberikan kepada siapapun tanpa ada pengecualian.

Baca Juga: Waduh Keterlaluan, Puluhan Lembar Seng Atap Ruang SD Hilang Digondol Maling

Lantas pertanyaanya ialah, setelah mengetahui makna Ar Rahman tersebut, apa yang perlu dilakukan sebagai hamba Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Tentunya, bagi orang yang bertauhid tidak cukup mengesakan Allah Subhanahu Wa Ta’ala  saja.

Akan tetapi, juga harus mampu mengaplikasikan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari. Maka setelah mengetahui makna Ar Rahman, kewajiban seorang yang mengaku muslim harus berupaya mengaplikasikan sifat kasih sayang tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Contoh, dalam sejarah umat Islam yang dapat dijadikan teladan dalam mengaplikasikan sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala adalah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam sosok panutan yang banyak mengaplikasikan sifat Ar Rahman ini.  Salah satunya adalah kisah yang sangat masyhur adalah ketika seorang Yahudi sangat rajin melemparkan kotoran kepada Rasulullah  Shalallahu Alaihi Wassalam  dari atas rumahnya. Setiap kali Rasulullah  Shalallahu Alaihi Wassalam melewati jalan di depan rumahnya selalu ia melempari Rasulullah   Shalallahu Alaihi Wassalam dengan kotoran.

Sampai suatu ketika Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tidak menjumpai orang yang selalu melemparkan kotoran kepada dirinya. Setelah mencari tahu kabar tentang orang tersebut, diketahuilah bahwa ia sedang sakit.

Baca Juga: Ini Sebenarnya Alasan NN (56) Tusuk Mantan Istrinya di Sekolah SD Tilil Bandung

Maka bergegaslah Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam menjenguknya tanpa sedikitpun membawa rasa dendam, bahkan diceritakan pula Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam  datang membawakan buah tangan. Orang Yahudi yang selalu mendzolimi Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam tadi terkaget dan mengira bahwa Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam datang akan membalas dendam.

Namun justru Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam datang untuk menjenguknya dan memberikan buah tangan bahkan membantu memenuhi kebutuhannya. Kemudian orang tersebut meminta maaf dan akhirnya bersedia memeluk agama Islam.

Kisah di atas merupakan wujud pengamalan dari satu sifat Allah Subhanahu Wa Ta’ala, tentunya masih banyak sifat Allah yang lain. Maka tidak heran Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam pernah bersabda yang artinya;  “Sambunglah orang yang memutuskan tali silaturahmi denganmu, berilah orang yang tidak mau memberi kepadamu, dan maafkanlah orang yang medzhalimimu.” 

Dan harus diingat bahwa bahwa sifat dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala, begitu banyak yang bisa diaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari. Minimal 99 sifat sebagaimana yang kita sering serukan dalam Asmaul Husna. Sebagaimana dalam surat Al- Isra di ayat ke 110, “Serulah Allah atau serulah Ar-Rahman. Dengan nama yang mana saja kamu seru, Dia mempunyai al-asmaaul husna (nama-nama yang terbaik). Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan jangan pula merendahkannya, dan carilah jalan tengah di antara kedua itu”. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah