Tumbuhkan Rasa Takut Kepada Allah SWT, Agar Terhindar dari Perilaku Ini

- 30 Januari 2022, 05:00 WIB
Ilustrasi khusyu dalam beribadah. Rasa takut merupakan sikap positif seseorang yang beriman.
Ilustrasi khusyu dalam beribadah. Rasa takut merupakan sikap positif seseorang yang beriman. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Rasa takut Khauf atau rasa takut merupakan salah satu atribut dalam diri manusia yang digunakan untuk memicu kehidupan berdasarkan ilmu dan amal. Untuk apa? Yakni, supaya kita bisa selalu semakin dekat dengan Allah SWT. rasa takut sejatinya adalah ungkapan tentang kesadaran diri atas setiap kelamahan sebagai makhluk yang diciptakan.

Ust. Dr. Dudy Imanuddin Effendi, M.Ag dalam sebuah tulisannya mengatakan, rasa takut merupakan sikap positif seseorang yang beriman, karena khawatir akan terjadi sesuatu yang tidak menyenangkan di masa mendatang (akhirat). Khauf lah yang mampu menahan anggota-anggota tubuh dari mengerjakan kemaksiatan dan mengikatnya dengan ketaatan. Khauf-lah yang mampu melepaskan setiap kemungkaran dan mendekatkan diri pada setiap yang makruf.

Ketua Jurusan Bimbingan dan Konseling Islam, FIDKOM UIN SGD Bandung ini menerangkan, menangis karena rasa Khauf kepada Allah SWT, bisa mengungkap segala hijab kesalahan diri. Perilaku yang diikuti rasa khauf kepada Allah akan mengarahkan seseorang untuk selalu bersikap ikhtiyat (hati-hati) dalam menjalankan aktivitas hidupnya. Sikap ikhtiyat yang mengantarkan untuk selalu hidup bermakna di hadapan Allah SWT dan sesama makhluk.

Baca Juga: Sertu Anumerta Muhammad Rizal, Dimakamkan Dengan Upacara Kebesaran Kenegaraan DI TMP Cikutra Bandung  

Menangis karena takut mendapat murka Allah SWT baik di dunia maupun di akhirat. Ia mampu membimbing seseorang untuk bisa belajar bersikap konsisten antara ucapan dengan perilaku. Dalam hal ini, kadang seseorang sering melakukan tindakan yang berbenturan antara ucapan dengan perilaku. Seseorang sering berbicara ridha Allah, tetapi perilaku bermaksiat.

"Ayat-ayat Allah SWT dikumandangkan, tetapi tak pernah menembus kenyataan hidup. Malah menjalani hidup berdasarkan pijakan hawa nafsu, dan hal-hal yang melampaui batas. Padahal, sadar bahwa dirinya sebagai seorang mukmin yang harus taat pada perintah Allah SWT dalam menjalankan aktivitas sehari-harinya, ungkap Ust. Dr. Dudy Imanuddin Effendi, M.Ag yang juga Pembina Yayasan Lidzikri ini.

Dalam sebuah riwayat, orang yang takut bukanlah semata menangis dan mengusap kedua matanya. Tetapi menagis memiliki makna, seseorang yang meninggalkan apa yang dikhawatirkan dapat menjerumuskannya kepada siksaan akhirat. Untuk orang-orang yang terpelihara rasa khauf-nya, dalam beberapa wasiat alqur’an—, Allah SWT menghimpun petunjuk, rahmat, ilmu, karunia, kemuliaam, anugerah, dan ridha pada mereka.

Baca Juga: Liga 1 Indonesia, 7 Kali Aksi Heroik Teja Paku Alam Bikin  Ciro Menangis di Sisi Lapang

Khauf adalah berhati-hati dalam ucapan dan tindakan, agar tak bertemu dengan murka Allah SWT. Khauf adalah kesadaran diri bahwa segala sesuatu berasal dan akan kembali kepada Allah SWT. Karenanya, orang-orang yang takut kepada Allah SWT akan selalu bersegera menjalankan kebaikan-kebaikan yang diridhai oleh Allah SWT.

Bahkan takut karena Allah SWT pada konteks sosial, akan terhindar dari perilaku yang mudah memecah belah (tafaruq), perilaku memakan darah saudaranya sendiri (ghibah), perilaku cemburu buta pada kelebihan saudaranya sendiri (iri dengki), perilaku merusak kehormatan saudaranya sendiri (hasad), perilaku yang menghilangkan loyalitas (al-wala’), dan lainnya yang sifatnya merusak kehidupan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x