Berdoa Sebagai Bukti Umat Dalam Bertakwa dan Berikhtar

- 10 Februari 2022, 05:00 WIB
Berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala merupakan bentuk ketakwaan dan ikhtiar dalam menghadapi berbagai kesulitan.
Berdoa kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala merupakan bentuk ketakwaan dan ikhtiar dalam menghadapi berbagai kesulitan. /pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Berdoa merupakan media komunikasi antara hambaNya dengan Allah Allah Subhanahu Wa Ta’ala. Apapun yang disampaikan, Allah Suhanahu Wa Ta’ala akan mendengar, akan menjawab dan akan mengkabulkannya, sebagaimana janji Allah Subhanahu Wa Ta’ala sudah berjanji bahwa siapa yang meminta kepada-Nya, pasti akan dikabulkan doanya sebagaimana dicantum dalam Al Quran surat Al Ghafir ayat 60.

Seringkali doa disampaikan pada setiap kesempatan, tidak demikian halnya saat mendapatkan kesulitan. Sepertinya berdoa menjadi jalan terakhir untuk meminta pertolongan kepada Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Padahal, sebagai seorang muslim, sudah sewajarnya kita menempatkan doa untuk menunjukan ketakwakalan dan ikhtiar dalam setiap waktu seraya terus berusaha. Dalam al-Quran surat Ath Tholaq  memuat anjuran agar manusia senantiasa melakukan tawakkal dan ikhtiar, yang artinya …Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezeki dari arah yang tiada disangka-sangkanya. Dan barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah niscaya Allah akan mencukupkan (keperluan)nya. Sesungguhnya Allah melaksanakan urusan yang (dikehendaki) Nya. Sesungguhnya Allah telah mengadakan ketentuan bagi tiap-tiap sesuatu,”

Baca Juga: Gunung Anak Krakatau Sudah Tidak Lagi Keluarkan Asap Kawah

Tawakkal dan ikhtiar merupakan bentuk usaha yang dilakukan manusia untuk mendapatkan apa yang diinginkan. Namun, perlu dipahami juga bahwa terwujudnya keinginan tersebut juga merupakan kehendak Allah, manusia hanya berkewajiban untuk berupaya dan berikhtiar karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala menjamin setiap cobaan yang diberikan, tidak pernah di luar batas kemampuan manusia. Jika ingin mengeluh, mengeluhlah sewajarnya, hingga tidak menghalangi pikiran untuk mencari solusinya. Sebagaimana disebutkan dalam  surat Al Baqarah ayat 286, yang artinya ‘Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. Dia mendapat (pahala) dari (kebajikan) yang dikerjakannya dan dia mendapat (siksa) dari (kejahatan) yang diperbuatnya’.

"(Mereka berdoa), “Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami melakukan kesalahan. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami, maka tolonglah kami menghadapi orang-orang kafir."

Ayat ini menjelaskan bahwa setiap cobaan yang diberikan Allah selalu memiliki jalan keluar. Karena Allah SWT tidak memberikan cobaan melainkan sesuai dengan kemampuan hamba-Nya. Untuk itu, teruslah berusaha mencari solusi dari setiap permasalahan yang dihadapi.

Baca Juga: Warga Bandung Abai Prokes, Ini Akan Dilakukan Pemkot Bandung

Demikain pula halnya dengan surat Al Insyirah ayat 6 yang berbunyi, ‘Sesungguhnya bersama kesulitan pasti ada kemudahan’. Makna kata bersama Pakar tafsir az-Zamakhsyari menjelaskan bahwa penggunaan kata ‘bersama; untuk menggambarkan betapa dekat dan singkatnya waktu antara kehadiran kemudahan dengan kesulitan yang sedang dialami. 

Oleh sebab itu, ayat di atas mengingatkan manusia untuk tetap bersabar menghadapi segala ujian yang diberi Allah Subhanahu Wa Ta'ala. Dalam artian tetap berusaha mencari solusi dari setiap permasalahan yang ada.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x