Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Setiapkali menghadiri acara-acara yang digagas Komunitas Taman Kota selalu ada hal terbarukan yang ditampilkan. Bukan hanya dalam bentuk karya, tapi ide-ide ataupun konsep dasar yang melahirkan karya tersebut.
Demikian pula saat mengunjungi Pameran Kekaryaan 'Tidak Asing Lagi', di Galeri Dago Thee Huis Taman Budaya Jawa Barat Jalan Bukit Dago Utara 53 Bandung. Karya-karya yang ditampilkan ke sepuluh motor penggerak Komunitas Taman Kota, menawarkan ide segar bagi pengapresiasinya.
'Tidak Asing Lagi' karya Koko Trie berupa kolase wajah-wajah mereka yang pernah dan masih terlibat di Komunitas Taman Kota ditempatkan tepat didepan pintu utama di Galeri Dago Thee Huis Taman Budaya Jawa Barat.
Baca Juga: 67 Frame Foto Karya Jurnalis Tampil di Pameran Foto Bandung dan Kisahnya
Karya dengan dimensi 250 X 234 cm berupa digital print diatas kertas sengaja ditempatkan lurus pintu masuk agar mereka yang masuk langsung disapa foro-foto yang mungkin dikenal pengunjung. Bahkan mereka yang pernah dan masih terlibat di Komunitas Taman Kota langsung mengabsen nama-nama yang tertera kolase foto karya Koko Trie tersebut.
Memang sepintas “Tidak Asing Lagi” karya Koko Trie tidak ada yang baru dalam sebuah karya kolase foto. Sebuah karya yang hanya menyusun foto-foto untuk menghidupkan kembali memori orang-orang yang terpangpang, atau setidaknya yang mengenali.
Namun bila ditilik lebih jauh dari karya tersebut adalah kematangan membuat karya kolase dan juga ide yang dituangkan didalamnya. Pemilihan serta penempatan foto dengan karakter dan mimik wajah menjadi daya tarik tersendiri, hingga siapapun yang melihatkan akan berupaya melihat dari dekat dan mencoba untuk berlama-lama menelisik satu persatu wajah yang ada dalam karya Koko Trie tersebut, hingga tersimpul sambil berlalu.
Baca Juga: Pameran Foto Bersejarah di Ereveld Pandu
Ditempatkan disamping 'Tidak Asing Lagi' karya Koko Trie, ada Dian Mayangsari bertajuk 'Harapan'. Mayang yang selama ini dikenal sebagai Barista dan pengurus Potluck Coffe & Library, menampilkan 26 karya lukisnya dengan media tinta Cina diatas kertas karton tetrapack.
Ide dasar yang lakukan Mayang sendiri sangatlah sederhana.Mayang yang selama ini dikenal sebagai pengrajin kriya dengan media benang, untuk karyanya kali ini memanfaatkan kertas tempat minuman kemasan yang dirasakannya sangat sayang kalau dibuang begitu saja.
