Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Sudah dua pekan menjelang Idul Adha 1443 Hijriah/2022 Masehi harga daging ayam mengalami kenaikan menjadi Rp40 ribu per kilogram di pasar tradisional Cianjur. Kenaikan daging ayam dikarenakan minimnya distribusi daging ayam dari peternak.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Dinas Koperasi UMKM Perdagangan dan Perindustrian (Diskoperidagin) Cianjur, Wahyu Ginanjar, kalau harga daging ayam sudah terpantau naik secara bertahap sejak dua pekan terakhir. Namun, harga per kilogram mulai mengalami kenaikan signifikan dalam dua hari terakhir.
“Hampir dua pekan ini harga daging ayam mengalami kenaikan Rp5 ribu. Disejumlah pasar tradisional Kabupaten Cianjur terpantau harga daging ayam yang sebelumnya Rp35 per kilogram kini menjadi Rp40 ribu per kilogram,” ujar Wahyu Ginanjar, kepada Portal Bandung Timur Kamis 30 Juni 2022.
Baca Juga: Persib Bandung Bidik Kemenangan, Kontra PS Sleman di Si Jalak Harupat
Dikatakan Wahyu Ginanjar, kenaikan di duga di picu pengurangan produksi di tingkat peternak karena mahalnya harga pakan. "Kenaikan harga karena petani mengurangi produksi karena mahalnya pakan sedangkan tingkat pembelian meningkat," ujar Wahyu Ginanjar.
Menurut Wahyu Ginanjar, pihaknya memperkirakan harga daging ayam tidak akan melambung lebih dari Rp55.000 per kilogram, terutama menjelang hari raya kurban. Saat harga daging ayam melambung, maka tingkat pemakaian akan mengalami penurunan.
"Kalau sampai melambung, kami akan mengambil langkah berkoordinasi dengan Bulog Cianjur, untuk menggelar operasi pasar murah guna menormalkan kembali harga di pasaran," imbuhnya.
Baca Juga: Vaksin Nusantara Memasuki Uji Klinik Fase 3 Sebelum Memperoleh Izin Penggunaan
Sejumlah pedagang yang Pasar Bojongmeron Cianjur mengatakan bahwa kenaikan daging ayang dalam dua pekan terakhir masih normal. “Bila dibandingkan dengan saat menjelang dan setelah Lebaran lalu daging ayam melonjak cukup tinggi sampai Rp130 ribu, kini justru turun harganya tidak sampai Rp40 ribu per kilo gram, “ ujar Jaja salah seorang pedangan.
Dikatakan Jaja, bila harus memilih, para pedagang memilih harga daging ayam normal tidak mengalami kenaikan. “Karena kalau normal otomatis pembeli juga banyak, berbeda kalau mahal pembeli berkurang dan otomatis pedapatan berkurang karena dagangan ayam tidak laku,” pungkas Jaja. (wawan kusmiran)***
