Data Stok Beras Nasional BPS dan Bulog Beda, Kinerja Pemerintah Buruk

- 8 Desember 2022, 23:44 WIB
Pekerja mengangkut beras Bulog yang akan disalurkan untuk Bantuan Sosial Beras bagi Keluarga Penerima Manfaat beberapa waktu lalu.
Pekerja mengangkut beras Bulog yang akan disalurkan untuk Bantuan Sosial Beras bagi Keluarga Penerima Manfaat beberapa waktu lalu. /Portal Bandung Timur/hp.siswanti/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Anggota Komisi IV DPR RI Johan Rosihan menilai buruknya kinerja pemerintah dalam mengkoordinasi data dan memastikan ketersediaan stok beras nasional. Wacana kebijakan impor beras bertentangan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo tidak akan impor beras dalam 3 tahun kedepan.

“Sejauh ini saya belum menemukan alasan yang tepat terkait wacana pemerintah mengimpor beras yang dinilainya bisa mencederai kedaulatan pangan nasional. Rapat ini membuka secara nyata dan terang kepada kita bahwa memang pemerintah ini enggak bisa urus beras, enggak bisa berkoordinasi,” ujar Johan Rosihan disela kegiatan rapat Komisi IV dengan Menteri Pertanian, Kepala Badan Pusat Statistik, Kepala Badan Pangan Nasional, Dirut Perum Bulog, Dirut PT. RNI/ID Food/Holding Pangan di Gedung Nusantara, Jakarta.

Ditegaskan Johan Rosihan bahwa  kita punya badan pangan nasional, Bulog dan Menteri Pertanian. “Ini aja gak sinkron soal bagaimana ngurus beras gitu, jadi mempertontonkan secara nyata kepada kita, bahwa mereka ini gagal ngurus beras,” ujar Johan Rosihan.

Baca Juga: Jokowi, Serahkan Bantuan bagi Korban Jangan Rumit Berbelit

Ditegaskan Johan Rosihan, wacana kebijakan impor berasbertentangan dengan pernyataan Presiden Joko Widodo bahwa Indonesia tidak akan impor beras dalam 3 tahun ke depan. Dalam rapat juga terungkap bagaimana kondisi ketersediaan beras nasional yang sedang tidak baik-baik saja.

“Ada data BPS yang mengatakan bahwa kita surplus (beras) 1,7 juta ton. Tetapi setelah dikonfirmasi, dicek di lapangan oleh Bulog ternyata barangnya tidak ada,” ujar Johan Rosihan.

Dikatakan Johan Rosihan, pihaknya sedang mendalami validasi ketersediaan beras nasional, sehingga dapat dengan bijak menilai urgensi wacana impor beras tersebut. “Kami ingin kemudian mendalami ini persoalannya, adalah barang yang tidak ada atau harga yang tidak cocok, kami masih masih mendalami ini secara serius di Komisi IV, belum ada kesimpulan,” papar Johan Rosihan.

Sejauh ini menurut Johan Rosihan Bulog belum melakukan impor beras tersebut, baru pada proses perijinan impor. “Tadi saya pertajam Bulog mengatakan Bulog mengatakan belum, belum melakukan impor, baru dalam proses mengurus izin makanya kita tegaskan tadi barang ada tidak cocok harga atau memang barang tidak ada. Kalau misalnya barang ada, tidak cocok harga, kenapa kita punya uang untuk impor, tapi tidak punya uang untuk membeli beras petani kita,” tutupnya. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x