PORTAL BANDUNG TIMUR - Kematian merupakan hal yang pasti datang, tidak memandang siapa, kapan, di mana, dan bagaimanapun kondisinya. Ketika ajal menjemput, tidak ada satu pun yang akan bisa menghindar darinya.
“Kematian merupakan jembatan yang menghubungkan dua kehidupan, yaitu kehidupan dunia dan akhirat. Dunia adalah tempat kita mempersiapkan bekal menuju kehidupan yang kekal abadi, apa yang akan kita raih di akhirat merupakan hasil dari apa yang kita pebuat selama hidup di dunia,” ungkap Ustad Ahmad Jazuli, obrolan saat melayat rekan kami yang meninggal Raden Iwan Rukwanda bin Djayasasmita (62), Jumat 22 Oktober 2021.
Hal tersebut disampaikan Ustad Ahmad Jazuli, saat menunggu kedatangan jenazah almarhum di rumah duka Jalan Cijawura Girang, Kelurahan Sekejati Kecamatan Buah Batu Kota Bandung, karena sejumlah kerabat, handai taulan dan rekan-rekan sejawat masih belum mempercayai kepergian Iwan Rukwanda yang dikenal dengan sapaan Kang Iwan Kumis dikalangan rekan-rekan sesama kuli tinta.
Baca Juga: Update Kim Seon Ho, Agensinya Beberkan Soal Rumor Kontrak Kerjasama
Sebelum mantan kontributor berita RRI Bandung sejak tahun 1982 yang kemudian bergabung dengan Portal Bandung Timur Pikiran Rakyat Media Network, dilarikan ke ICU RS Santosa Kota Bandung, namun almarhum masih sempat menghubungi sejumlah rekan terdekat melalui pesan WhatsApp, bahkan beberapa rekan ada yang di videocall.
“Seperti biasanya, hanya sekedar menyapa. Keur Naon? (sedang apa), Kumaha sehat? (Bagaimana sehat) Iraha deuk ngajak deui momotoran ka lembur? (kapan akan mengajak lagi naik motor ke kampung) dan banyak lagi pertanyaan yang disampaikan. Tidak sedikitpun bercerita tetang penyakit yang dideritanya,” ujar Sajidin Aries mantan Kepala Museum Negeri Jawa Barat Sri Baduga.
“Almarhum seorang yang memiliki jiwa sosial tinggi. Loyalitas pada organisasi maupun dedikasi pada pekerjaan yang dipercayakannya tidak pernah hianat, jadi sangat wajar banyak rekan angkatan tua hingga anak muda yang merasa kehilangan sosok Kang Iwan Kumis,” ujar Agustiar, mantan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Jawa Barat dalam sambutannya seusai shalat jenazah di Masjid Manbaul Huda di belakang rumah almarhum.
Baca Juga: Majelis Adat Sunda Minta Pemprov Jabar Hentikan Swastanisasi Tanah Kabuyutan Sunda
Apa yang disampaikan handai taulan dan rekan sejawat almarhum Kang Iwan Kumis menurut Ustad Ahmad Jazuli, adalah buah dari dua persiapan kematian yang dilakukannya. “Dalam beberapa surat Al-Quran disebutkan bahwa amalan di dunia sebelum ajal menjemput ada tiga macam, yaitu mengerjakan amal shaleh, menjauhi perbuatan tercela dan segera bertobat. Mungkin diantara tiga persiapan kematian tersebut Kang Iwan Kumis mengerjakan amal shaleh dan menjauhi perbuatan tercela, hingga banyak yang menyukai dan sangat menghargainya hingga merasa kehilangan akan kepergianya,” papar Ustad Ahmad Jazuli.
Amal shalih yang dimaksud menurut Ahmad Jazuli, sebagaimana dalam Al-Quran surat Al Kahfi 110. Allah subhanahu wata’ala berfirman, “Barang siapa yang mengharapkan bertemu Tuhannya maka hendaklah melakukan amal shalih dan janganlah menyekutukan ibadah terhadap Tuhannya dengan suatu apapun.”
Kemudian persiapan lainnya, menjauhi perbuatan tercela. “Yang dimaksud perbuatan tercela adalah meninggalkan perbuatan yang diharamkan yang sifatnya wajib, dan meninggalkan kemakruhan yang sifatnya sunah,” ujar Ustad Ahmad Jazuli.
Ustad Ahmad Jazuli mencontohkan, sikap berhati-hati menjaga dirinya dari perbuatan tercela dan perkara mubah. Semisal menjaga betul kualitas makanan yang dikonsumi, bahkan rela riyadlah (tirakat) ataupun menjalan puasa sunah mutih (hanya makan nasi tanpa lauk pauk), puasa bila ruh (meninggalkan makanan-makanan yang bernyawa atau yang berbahan darinya) dan puasa sunah lainnya dengan maksud untuk meningkatkan kejernihan hati.
Persipan terakhir menurut Ustad Ahmad Jazuli adalah bertobat. “Syekh Ahmad al-Dardiri berkata, “Perbaruilah tobat karena beberapa dosa. Janganlah merasa putus asa dari rahmat Allah yang maha pengampun,”
Syarat yang harus dipenuhi ketika bertobat dari dosa yang berhubungan dengan Allah Swt ada empat, yaitu menyesal, melepaskan diri dari dosa yang diperbuat, bertekad untuk tidak mengulanginya dan beristighfar.
“Bila dosa yang dilakukan berupa meninggalkan ibadah fardhu, maka wajib untuk mengqadhanya, bila berhubungan dengan hak orang lain, maka wajib mengembalikan kepada pemiliknya atau meminta kerelaannya, bila pemiliknya sudah wafat, dilakukan kepada ahli warisnya,” ujar Ustad Ahmad Jazuli yang berharap almarhum Kang Iwan Kumis telah melakukan ketiga persiapan jelang kematian menjemputnya. Insyaallah, wilujeng Kang Iwan Kumis mugia tinemu kana kamulyaan di alam kalanggengan. (heriyanto)***