Prevalensi Kesehatan Gigi dan Mulut di Indonesia Selama Masa Pandemi Covid-19 Meningkat

- 15 September 2021, 19:11 WIB
Ilustrasi kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Selama masa pandemi Covid-19 kunjungan ke fasyankes gigi dan mulut menurun.
Ilustrasi kunjungan ke fasilitas pelayanan kesehatan. Selama masa pandemi Covid-19 kunjungan ke fasyankes gigi dan mulut menurun. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Selama masa pademi Covid-19 prevalensi permasalahan kesehatan gigi dan mulut di Indonesia terbilang masih sangat tinggi. Tingginya kasus kesehatan gigi dan mulut disebabkan ketakutan pasien terhadap potensi penularan Covid-19, mengingat tindakan kedokteran gigi menggunakan aerosol sangat terkait dengan penularan Covid-19.

Disampaikan Direktur Pelayanan Kesehatan Primer, drg. Saraswati, MPH, berdasarkan hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018 menyatakan bahwa proporsi terbesar masalah gigi di Indonesia adalah gigi rusak/berlubang/sakit sebanyak 45,3 petsen Sedangkan masalah kesehatan mulut yang mayoritas dialami penduduk Indonesia adalah gusi bengkak dan atau keluar bisul (abses) sebesar 14 persen.

''Dari 57,6 persen  penduduk bermasalah kesehatan gigi dan mulut, ternyata yang mengakses pelayanan kesehatan gigi hanya sekitar 10,2 persen,'' jelas drg. Saraswati pada Temu Media Peringatan Hari Kesehatan Gigi dan Mulut Nasional 2021 yang digelar secara virtual.

Baca Juga: Lukisan Tondi Hasibuan Dipamerkan di Italia

Disampaikan Saraswati, masalah kesehatan gigi dan mulut membutuhkan perawatan ke fasyankes guna mendapatkan penanganan medis yang komprehensif. Namun demikian, situasi pandemi Covid-19 turut berdampak pasa terganggunya akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan.

Hal ini disebabkan oleh ketakutan pasien terhadap potensi penularan Covid-19, mengingat dalam tindakan kedokteran gigi turut menggunakan aerosol yang sangat terkait dengan penularan Covid-19. Hal ini berakibat jumlah kunjungan pasien ke fasyankes terus menurun.

Sementara Ketua Pengurus Besar Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PB PDGI) Dr. RM Sri Hananto Seno, drg., Sp.BM(K)., MM, mengatakan di  masa pandemi Covid-19 kunjungan pasien ke fasyankes penurunannya terasa sekali.

Baca Juga: Sitem Ganjil Genap Akhir Pekan Terbukti Tekan Mobilitas Kendaraan

“Karena memang efek atau tingkat keterpaparannya berisiko tinggi, karena kalau mulut terbuka virusnya sudah pasti ada. Tetapi dokter gigi juga punya aturan, bahwa pada saat pandemi COVID-19 diimbau untuk tidak melakukan praktik dulu mengingat sudah banyak dokter gigi yang gugur saat memberikan pelayanan,'' ujar Sri Hananto Seno.

Berdasarkan data Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI), menurut Sri Hananto Seno, per Maret 2021 tercatat ada 396 dokter gigi yang terpapar Covid-19. Para dokter tersebut tersebar di Puskesmas 199 orang, di RS 92 orang, di Klinik 36 orang dan praktik mandiri 35 orang.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x