Network
PORTAL BANDUNG TIMUR – Seniman ternama Igor Dobrowolski dalam sepekan terakhir menjadi sorotan masyarakat dunia, terutama penikmat seni. Karya-karya seninya sebgai bentuk dukungan terhadap Gerakan Boikot, Divestasi, dan Sanksi atau The Boycott, Divestment, and Sanctions (DBS) telah banyak menghiasi penjuru Kota Warsawa Polandia.
“My Street art showing what real posters of corporations supporting I$r@€l g£n*ocide should look like.” Demikian ungkapnya dalam postingan di Instagram pribadinya @igor_dobrowolski yang dalam 3 hari saja sudah mendapat dukungan dari 37.243 followersnya dan mengundang 1.181 komentar.
Siapakah Igor Dobrowolski ? Berikut minibiografinya yang dikutip Portal Bandung Timur dari ocula.com sebuah website seni rupa.
Igor Dobrowolski lahir di Jelenia Gora, Polandia. Igor Dobrowolski telah lama mengambil inspirasi dari estetika kampung halaman masa kecilnya. Lukisan berskala besar yang diberi bayangan halus dalam warna monokrom sering kali dilapisi dengan bagian tubuh yang tumpang tindih atau gambaran seperti mimpi.
Terinspirasi oleh Dali dan Escher saat masih kecil, Igor Dobrowolski menghabiskan waktu berjam-jam di dalam ruangan untuk membuat sketsa. Juga menggambar dari koleksi buku seni keluarganya yang mempunyai pengaruh besar terhadap latihannya.
“Pada saat itu, saya sedang membaca tentang apa yang sedang terjadi di dunia dan saya terkejut dengan trauma, rasa sakit, penderitaan – saya ingin melakukan sesuatu. Itu adalah cara saya mengekspresikan diri dan saya merasakannya di hati saya. Saya hanya melukis dan tidur. Melukis dan tidur. Mencoba membuat perbedaan,” kata Igor Dobrowolski tentang dirinya.
Termotivasi oleh keinginan untuk menyampaikan kisah nyata, Igor Dobrowolski meluncurkan serangkaian kampanye seni jalanan di berbagai negara, menggunakan karya seninya untuk menyandingkan konsumerisme Barat dengan penderitaan manusia.
Baca Juga: Muslim Inggris Mengkonsumsi Kurma Palestina, Memboikot Kurma Israel
Baliho membangkitkan dampak buruk dari fast fashion, khususnya runtuhnya pabrik garmen Bangladesh Rana Plaza yang mengakibatkan kematian lebih dari 1.000 pekerja.
