Sholat Gaib Beda dengan Sholat Jenazah, Ini Tata Caranya

- 15 September 2023, 03:54 WIB
Sholat Ghaib dan Sholat Jenazah berbeda, dilaksanakan secara berhimpitan membaca 4 kali takbir tanpa sujud dan ruku.
Sholat Ghaib dan Sholat Jenazah berbeda, dilaksanakan secara berhimpitan membaca 4 kali takbir tanpa sujud dan ruku. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Agama telah mengeluarkan surat edaran untuk menyelenggarakan Sholat Gaib pada Jumat 15 September 2023. Penyelenggaraan Sholat Gaib setelah pelaksanaan Sholat Jumat dalam rangka mendoakan Umat Muslim di Maroko yang tertimpa musibah bencana alam gempa bumi dan Umat Muslim di Libya yang tertimpa bencana alam banjir bandang.

“Masih ada yang beranggapan bahwa Sholat Gaib sama dengan Sholat Jenazah. Meskipun tujuannya sama untuk mendoakan orang yang meninggal, namun ada perbedaan,” ujar Ustad Didi Saefulloh seorang pemuka agama di Kelurahan Palasari Kecamatan Cibiru Kota Bandung, terkait Sholat Ghaib.

Dikatakan Ustad Didi Saefulloh, Sholat Gaib dan Sholat Jenazah memiliki pengertian yang berbeda kendati tujuannya sama. Sholat Ghaib dilakukan untuk menyolatkan Muslim yang meninggal di tempat yang jauh, sementara Sholat Jenazah dilaksanakan di depan jenazah Muslim yang meninggal.

Baca Juga: Kemenag Ajak Umat Muslim di Tanah Air Laksanakan Sholat Gaib untuk Korban Bencana di Maroko dan Libya

Selain itu menurut Ustad Didi Saefulloh, perbedaan juga pada niat dan tata caranya. “Untuk Sholat Jenazah dilaksanakan secara berjamaah dengan posisi mayat ada di depan dan bagi yang mensholatkan membaca niat menyebutkan nama jenazah, ‘Usholli ala hadzal mayyiti arba’a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala’ untuk jenazah laki-laki dan untuk jenazah wanita maka niatnya Usholli ‘ala hadzahihil mayyitati arba’a takbirotin fardho kifayatin imaman/ma’muman lillahi ta’ala.

Sementara untuk niat Sholat Gaib lafal niatnya, ‘Ushalli ‘alal mayyitil gha’ibi arba‘a takbīratin fardha kifayatin lillahi ta‘ala, yang artinya, Aku menyengaja sembahyang jenazah gaib empat takbir fardhu kifayah karena Allah Subhanahu Wa Ta’ala,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Usai membaca niat kemudian diikuti dengan takbir pertama atau takbiratul ihram dan membaca surah Al Fatihah. Kemudian takbir kedua membaca sholawat atas Rasulullah Shalallahu Allaihi Wassalam. “Dianjurkan tidak sholawat terlalu panjang. Cukup dengan sholawat pendek ‘allahumma shalli ‘ala sayyidina Muhammad’,” kata Ustad Didi Saefulloh.

Kemudian takbir ke tiga dibacakan doa bagi jenazah atau korban. “Dianjurkan tidak terlalu panjang, misalkan doa pendek,   Allahummaghfirlahu, warhamhu, wa ‘afihi wa’fu anhu yang artinya Ya Allah ampuniah dia, berilah dia rahmat dan sejahterakan serta maafkanlah dia,” kata Ustad Didi Saefulloh.

Baca Juga: Menag Yaqut Cholil Qoumas Ajak Sholat Gaib dan Tahlilan Untuk Korban Bencana Gempa Bumi di Cianjur

Kebudian takbir ke empat atau terakhir disunnahkan membaca do’a sebelum salam. “Do’a setelah takbir keempat biasanya imam membacakan,  Allahumma la tahrimna ajrahu wala taftinna ba’dahu waghfirlana walahu yang artinya Ya Allah, janganlah Engkau halangi pahalanya yang akan sampai kepada kami, dan jangan Engkau memberi fitah kepada kami sepeninggalnya serta ampunilah kami dan dia,” ujar Ustad Didi Saefulloh.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x