Bintang Puspayoga, Toleransi Penting Ciptakan Kesetaraan Gender

- 4 April 2021, 08:00 WIB
Tangkapan layar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, pada Webinar 36 Tahun Kalyanamitra yang diselenggarakan secara virtual.   
Tangkapan layar Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Bintang Puspayoga, pada Webinar 36 Tahun Kalyanamitra yang diselenggarakan secara virtual.   /Foto : setmen PPPA/

  PORTAL BANDUNG TIMUR - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (MenPPPA), Bintang Puspayoga, mengatakan bahwa Indeks Pemberdayaan Gender (IDG) Indonesia pada tahun 2019 berada pada angka 75,24. Indeks ini mengukur peran aktif perempuan terutama dalam bidang politik, pengambilan keputusan, serta ekonomi.

Perolehan angka IDG maupun berbagai indeks lainnya menurut Bintang Puspayoga, belum maksimal merefleksikan bahwa masih ada ketimpangan gender di Indonesia.  “Meski sudah ada perkembangan secara bertahap setiap tahunnya, namun perlu kita sadari bahwa ketimpangan yang terjadi selama bertahun-tahun ini, membawa dampak besar pada posisi perempuan di tataran sosial, ekonomi, budaya, bahkan hukum,” ujar Bintang Pusoayoga  dalam Webinar 36 Tahun Kalyanamitra yang diselenggarakan secara virtual.

Ditegaskan Bintang Puspayoga, toleransi menjadi suatu hal yang penting guna terciptanya kesetaraan gender. Pasalnya, ketiadaan toleransi hanya akan melanggengkan praktek diskriminasi dan justru menambah tantangan dalam mencapai kesetaraan.

Baca Juga: Meutya Hafid, Digitalisasi Penyiaran Akan Ciptakan Banyak Lapangan Kerja

“Dibutuhkan pemahaman yang sama, bahwa perbedaan yang ada, baik itu perbedaan etnis, agama, jenis kelamin, bahkan sikap politik, tidak terbangun untuk memecah belah kita semua. Melainkan aset penting yang dilandaskan Pancasila dan dipelihara dengan semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Bintang Puspayoga.

Diharapkan  Bintang Puspayoga, pandangan dan strategi untuk dikonsolidasikan bersama demi mewujudkan perempuan-perempuan Indonesia yang kuat, berdaya, dan merdeka. “Merdeka dari dominasi, eksploitasi, dan represi oleh sistem patriarki yang tidak adil, serta memiliki mimpi untuk mewujudkannya,” pungkas  Bintang Puspayoga.

Sementara Deputi Kesetaraan Gender Kemen PPPA, Lenny N. Rosalin, mengatakan saat ini isu keberagaman masih menjadi tantangan bersama dan Kemen PPPA selalu siap untuk mendukung serta bersinergi kepada seluruh stakeholder demi kepentingan terbaik perempuan Indonesia.

Sedangkan pendiri Kalyanamitra, Sita Aripurnami mempunyai pandangan yang sama bahwa  toleransi dalam keberagaman sangat penting agar perempuan dapat memiliki ruang untuk berekspresi. “Musuhnya gerakan feminis adalah intoleransi. Feminis sangat suka dengan sikap toleran dalam konteks perempuan bisa mengekspresikan apa yang mereka ingin lakukan atau katakan,” ujar Sita Aripurnami, pendiri Kalyanamitra yang merupakan pusat komunikasi dan informasi perempuan yang berfokus pada isu keadilan dan kesetaraan gender.

Baca Juga: Personil Polri dan TNI Berikan Rasa Aman dan Damai Ibadah Jumat Agung di Kota Bandung

Dalam diskusi tersebut dinyatakan bahwa isu-isu sosial kemasyarakatan sering disederhanakan atas nama agama, yang pada akhirnya menyebabkan terjadinya intoleransi. Oleh karenanya, masyarakat ditantang untuk bisa menciptakan perubahan, baik di tingkat personal maupun lingkungan dengan mengusung nilai-nilai feminisme.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x