Megawati Soekarnopuntri, Bencana Meningkat Tajam Seharusnya Lebih Melatih Sensitivitas Mitigasi

- 24 April 2021, 22:51 WIB
Tangkapan layar, acara Focus Group Discussion (FGD) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kemayoran, Jakarta. 
Tangkapan layar, acara Focus Group Discussion (FGD) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kemayoran, Jakarta.  /Foto : Dokumen BMKG

  PORTAL BANDUNG TIMUR - Masih ada pejabat pemerintah dan masyarakat yang belum sepenuhnya sadar terhadap pentingnya sistem peringatan dini dan mitigasi bencana. Dalam kurun waktu lima tahun terakhir kejadian bencana semakin meningkat tajam, harusnya lebih melatih sensitivitas dalam melakukan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana.

Demikian disampaikan  Presiden ke-5 Republik Indonesia, DR. (H.C) Megawati Soekarnoputri dalam acara Focus Group Discussion (FGD) di Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika, Kemayoran, Jakarta. "Urusan kebencanaan adalah urusan bersama komponen bangsa. Semua harus saling bahu membahu dan memiliki tanggung jawab yang sama," ujar Megawati Soekarnoputri.

Dikatakan  Megawati Soekarnoputri, bencana alam dapat dimitigasi melalui penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun menurutnya, masih ada pejabat pemerintah dan masyarakat yang belum sepenuhnya sadar terhadap pentingnya sistem peringatan dini dan mitigasi bencana.

Baca Juga: Tidak Mau Jalani Swab, 320 Kendaraan Diputarbalik di Exit Tol Cileunyi

Berdasarkan data milik BMKG, menurut Megawati Soekarnoputri, dalam kurun waktu lima tahun terakhir kejadian bencana semakin meningkat tajam. Hal tersebut seharusnya lebih melatih sensitivitas dalam melakukan upaya mitigasi dan penanggulangan bencana.

"Kesiapsiagaan menghadapi bencana juga harus menyentuh masyarakat yang paling terancam bencana. Seluruh anak bangsa gotong royong dalam menghadapi ancaman bencana alam yang sewaktu-waktu bisa terjadi,” tegas Megawati Soekarnoputri.

Dikatakan Megawati Soekarnoputri, langkah terobosan yang perlu diambil adalah Politik Tata Ruang. Tata ruang harus disusun dan diterapkan secara efektif, mengikat secara hukum dan menjadi pedoman di dalam perencanaan pembangunan.

"Untuk itu saya meminta agar BMKG benar-benar menjadi Centre of Command and Control atas sistem deteksi dini bencana alam. Baik akibat anomali ikilm, vulkanik, tektonik, dan berbagai bencana lainnya seperti kebakaran hutan, banjir dan tanah longsor," ujar Megawati Soekarnoputri.

Baca Juga: GeNose Hingga Saat Ini Sudah Diterapkan di 21 Bandara Udara dan 44 Stasiun Kereta Api

Terobosan selanjutnya menurut Megawati Soekarnoputri, adalah Single Map Policy. Guna mendukung politik tata ruang, maka kebijakan single map policy yang telah dicanangkan Presiden Joko Widodo harus segera direalisasikan agar tidak terjadi tumpang tindih pemanfaatan tata ruang.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah