Pandji Dhewantara, Vaksin Sinovac Efektif Mencegah Kematian

- 17 Mei 2021, 11:00 WIB
Infografis hasil kajian cepat keefektifan vaksinasi Sinovac terhadap infeksi Covid-19
Infografis hasil kajian cepat keefektifan vaksinasi Sinovac terhadap infeksi Covid-19 /Sumber Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan RI melakukan kajian cepat keefektifan vaksinasi Sinovac terhadap infeksi Covid-19 baik perawatan maupun kematian khususnya kepada tenaga kesehatan DKI Jakarta. Hasil kajian menyatakan vaksin Sinovac efektif mencegah kematian.

Dalam siaran pers yang dilaksanakan secara virtual, Ketua Tim Peneliti Efektivitas Vaksin Kemenkes,  Pandji Dhewantara mengatakan, hasil kajian dapat disimpulkan bahwa sesungguhnya pemberian vaksinasi dosis lengkap secara signifikan dapat menurunkan risiko dan mencegah Covid-19 bergejala.

“Vaksinasi menurunkan risiko perawatan dan kematian sampai 98 persen. Jauh lebih besar dibandingkan pada individu yang baru menerima dosis pertama dimana hanya efektif menurunkan sekitar 13 persen risiko Covid-19 bergejala,” terang Pandji Dhewantara.

Baca Juga: Prediksi Meleset, H+2 Lebaran Tidak Terjadi Arusbalik Menuju Jabodetabek

Dismpaikan Pandji Dhewantara, kajian cepat dilakukan pada periode 13 Januari sampai 18 Maret 2021 dengan fokus pada tenaga kesehatan di wilayah DKI Jakarta. Kajian cepat menggunakan desain Kohort Retrospektif, yakni menelusuri riwayat setiap individu yang dilibatkan dalam penelitian ini.

Penelitian menurut  Pandji Dhewantara, berfokus pada kelompok tenaga kesehatan baik yang belum divaksinasi maupun yang sudah di vaksinasi. Baik dosis pertama maupun yang sudah vaksinasi lengkap sebanyak 2 dosis.

Kajian cepat pada 13 Januari sampai 18 Maret 2021 lalu melibatkan lebih dari 128 ribu orang dengan usia di atas 18 tahun. Rata-rata dari partisipan yang diikutkan 60 persen perempuan dengan rata-rata usia di kisaran 30 tahun.

“Kajian cepat ini dilakukan berdasarkan data-data sekunder. Jadi data-data yang kita olah itu merupakan data dari berbagai sumber yang ada di Kementerian Kesehatan,” papar Pandji Dhewantara.

Baca Juga: Saat Sidak Mendapatkan Masih Ada Objek Wisata Beroperasi, Dadang Supriatna Ancam Jatuhkan Sanksi  

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x