Gunung Semeru Kembali Erupsi Semburkan Abu Kelabu

- 8 Desember 2021, 10:13 WIB
Penampakan Gunung Semeru yang terekam  mengalami erupsi pada Rabu 8 Deember 2021 dinihari.
Penampakan Gunung Semeru yang terekam mengalami erupsi pada Rabu 8 Deember 2021 dinihari. /Sumber : PVMBG-BG-KESDM/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur, Rabu 8 Desember 2021 dinihari kembali mengalamierupsi. Erupsi yang terekam seismograf dengan amplitudo maksimum 16 mm dan durasi 233 detik, Gunung Semeru mengeluarkan abu berwana kelabu dengan intensitas tebal ke arah utara.

Dikutip dari laman magma.esdm.go.id, erupsi Gunung Semeru pada Rabu 8 Desember 2021 terjadi pada pukul 00.01 WIB.  "Terjadi erupsi Gunung Semeru pada hari Rabu, 08 Desember 2021, pukul 00:01 WIB dengan tinggi kolom abu teramati ± 500 m di atas puncak (± 4176 m di atas permukaan laut)," demikian kutipan magma.esdm.go.id.

Sebelumnya pada Selasa 7 Desember 2021 kemarin Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Andiani, mengingatkan akan erupsi susulan Gunung Semeru dapat terjadi setiap waktu.

Baca Juga: Revitalisasi Sejumlah Kawasan di Kota Bandung Untuk Menjadikan Kota Bandung Nyaman dan Indah

 “Hingga Senin 6 Desember, hasil pemantauan kami, menunjukkan Gunung Semeru sejak pukul 00.00 WIB hingga 12.00 WIB mengalami erupsi sebanyak dua kali. Yakni sekitar pukul 04.00 dini hari dan sekitar pukul 09.00 WIB dan erupsi masih menyebabkan terjadinya awan panas guguran yang perlu diwaspadai,” ujar  Andiani, dalam keterangan persnya secara virtual di  di kanal Youtube Kementerian ESDM.

Sementara sepanjang Selasa 7 Desember 2021 Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur masih terus mengepulkan asap putih tebal. Kepulan asap menyertai material vulkanik yang keluar dari kawah Gunung Semeru tampak jelas karena cuaca di kawasan Gunung Semeru tampak cerah dengan langit biru.

Disampaikan Andiani, seluruh masyarakat dan juga personil petugas dilapangan harus meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kejadian awan panas guguran yang sewaktu-waktu dapat terjadi. “Karena kami  tidak dapat memprediksi kapan awan panas guguran kembali terjadi, kami terus melakukan monitoring lebih lanjut terkait hal ini,” ujar Andiani. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x