Sudah 985 Orang Personil Tergabung di Operasi Penanganan Darurat Pasca Erupsi Gunung Semeru

- 7 Desember 2021, 00:07 WIB
Jumlah personil yang tergabung di Posko Darurat Bencana pasca erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur terus mengalami penambahan untuk menangani dan mencari korban bencana.
Jumlah personil yang tergabung di Posko Darurat Bencana pasca erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur terus mengalami penambahan untuk menangani dan mencari korban bencana. /Foto : BPBD Jawa Timur/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pasca erupsi Gunung Semeru di Kabupaten Lumajang Jawa Timur jumlah personil gabungan terlibat dalam operasi penanganan darurat di bawah kendali pos komando (posko) terus bertambah. Pusat Pengendalian Operasi Badan Nasional Penanggulangan Bencana  (BNPB) Senin 6 Desember 2021 mencatat jumlah personel gabungan mencapai 985 orang.

“Para personel melakukan berbagai upaya penanganan darurat yang saat ini memfokuskan pada pencarian dan evakuasi serta pelayanan dasar warga terdampak. Selain personel, sejumlah peralatan diterjunkan untuk membantu proses pencarian warga yang diduga masih hilang, antara lain BNPB menyiagakan 3 unit helikopter dan Palang Merah Indonesia (PMI) mendorong 2 unit hagglund yang dapat menembus medan berat di lokasi terdampak material vulkanik,” terang Kepala Pusat Data dan Informasi Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (KemenPUPR) Nazib Faizal dalam siaran persnya, Senin 6 Desember 2021.

Disampaikan  Nazib Faizal, jumlah personel di lapangan diperkirakan lebih banyak lagi untuk membantu tanggap darurat di lapangan. Seperti mereka yang bekerja untuk perbaikan infrastruktur dasar listrik, komunikasi atau pun akses jalan.

Baca Juga: Bupati Cianjur Apresiasi Revisi UU Jalan yang Bakal Segera Disahkan 

“Misalnya pada sektor infrastruktur, kami mengerahkan personel untuk membantu beberapa langkah penanganan darurat paska erupsi. Antara lain pembersihan jaringan jalan untuk memulihkan konektivitas baik jalan nasional, provinsi maupun kabupaten, pencarian jalur alternatif untuk menghubungkan Lumajang-Turen-Malang yang putus akibat robohnya jembatan Besuk Kobokan dan juga percepatan evakuasi korban dan pembersihan Kawasan,”  ujar Nazib Faizal.

Sementara itu, para personel yang bergerak di lapangan diharapkan untuk selalu berkoordinasi dengan Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru. Posko yang berjarak 23 km dari Gunung Semeru tersebut berada di Kantor Kecamatan Pasirian, Kabupaten Lumajang. Sedangkan pos logistik yang mendukung operasi penanganan darurat terletak di rumah dinas Bupati Lumajang. 

BNPB mengimbau semua dukungan sumber daya, baik personel, peralatan atau pun bantuan logistik dikoordinasikan melalui posko yang telah ditetapkan oleh Pemerintah Kabupaten Lumajang. Hal tersebut bertujuan agar penanganan darurat dapat berjalan secara optimal dan efektif serta menekankan keamanan dan keselamatan responder di lapangan yang melakukan operasi pencarian dan evakuasi.

Baca Juga: Sip, Target Vaksinasi Dosis Pertama di Kota Bandung Sudah Mencapai 99,07 Persen

Direktur Operasi Basarnas Brigjen TNI Wurjanto, M.Han mengatakan Basarnas sebagai koordinator pencarian dan pertolongan agar penanganan darurat dapat berjalan secara optimal dan efektif. Selain itu juga untuk menekankan keamanan dan keselamatan responder di lapangan.

“Seperti terpantau pada pagi tadi (Senin 6 Desember) pukul 08.55 WIB, awan panas guguran kembali terjadi dengan jarak luncur 4 km yang mengarah ke Besuk Kobokan. Mudah-mudahan besok cuaca cukup baik dan bersahabat sehingga kita akan lebih mudah untuk menjangkau daerah-daerah yang perlu kita sisir,” ujar Wurjanto.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah