Pro Kontra Kepres Serangan Umum 1 Maret 1949, Soeharto Trending di Twitter

- 3 Maret 2022, 09:07 WIB
Presiden Kedua RI Soeharto.
Presiden Kedua RI Soeharto. /Ilham Maulana /tangkapan layar Instagram @jejaksoeharto_

PORTAL BANDUNG TIMUR - Presiden Joko Widodo telah menetapkan tanggal 1 Maret sebagai hari penting nasional yakni, Hari Penegakan Kedaulatan Negara. Penetapan hari bersejarah tersebut tertuang dalam Keputusan Presiden (Kepres) Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2O22 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara.

Salah satu konsiderans dalam Kepres tersebut menyebutkan mengenai peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 dan sederet nama tohoh yang terlibat dalam peristiwa bersejarah itu.

"Peristiwa Serangan Umum 1 Maret l940 yang digagas oleh Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan diperintahkan oleh Panglima Besar Jenderal Soedirman serta disetujui dan digerakkan oleh presiden Soekarno dan Wakil Presiden Mohammad Hatta dan didukung oleh Tentara Nasional Indonesia, Kepolisian Negara Republik Indonesia, laskar-laskar perjuangan ralqrat, dan segenap komponen bangsa Indonesia lainnya, merupakan bagian penting dalam sejarah perjuangan bangsa Indonesia yang mampu menegakkan kembali eksistensi dan kedaulatan Negara Indonesia di dunia internasional serta telah berhasil menyatukan kembali kesadaran dan semangat persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia," demikian bunyi salah satu konsiderans dalam kepres nomor 2 tahun 2022 tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara.

Baca Juga: Asyik, Hari Libur Sepanjang Hari Kota Bandung dan Sekitarnya Cerah Berawan

Munculnya Kepres tentang Hari Penegakan Kedaulatan Negara menjadi perbicangan hangat di Jagat Twitter, ketika Mantan Sekretaris Kabinet Indonesia Bersatu II, Dipo Alam, mengunggah salah satu pemberitaan yang menyebutkan nama Soeharto Dihilangkan dalam Kepres Serangan Umum 1 maret, dan mempertanyakan kebenarannya.

"Apa benar berita ini?...Sebagai aktivis saya kritis...tapi Nama Pemimpin yang telah Berjasa untuk RI, tercatat dlm Sejarah RI, tetap saya hormati, dan doakan jasa amalan pengabdiannya...tidak ada dendam; dan main hapus namanya...," tulis Dipo Alam melalui postingannya di akun twitter @dipoalam49, Rabu, 2 Februari 2022.

Pro kontra seputar cuitan Dipo Alam itu pun menjadi ramai diperbincangkan di Media Sosial Twitter. Kata Soeharto yang populer dengan Pak Harto pun sempat menjadi trending topik di Twitter, Kamis pagi, 3 Maret 2022.

Baca Juga: Kasus Harian Covid-19 Kota Bandung Kembali Melonjak diatas 1000 Kasus Setelah Tiga Hari Melandai

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD angkat bicara. Melalui cuitannya di akun twitter @mohmahfudmd, ia menjelaskan bahwa berita tersebut tidak tepat, "Berita di bwh ini tak tepat. Kepres tsb bkn buku sejarah tp penetapan atas 1 titik krusial sejarah. Kepres tsb tdk menghilangkan nama Soeharto dll dlm SU 1 Maret 1949. Nama dan peran Soeharto disebutkan di Naskah Akademik Kepres yg sumbernya komprehensif," Jelas Mahfud MD melalui postingan twitter, Kamis, 3 Maret 2022.

Mahfud MD juga dalam postingan lainnya membalas twit dari netizen yang mempertanyakan soal naskah akademik. Mahfud MD pun mengakui jika dalam konsiderans kepres tersebut, ditulis nama HB IX, Soekarno, Hatta, Sudirman sebagai penggagas dan penggerak.

"Betul. Di dalam konsiderans ditulis nama HB IX, Soekarno, Hatta, Sudirman sebagai penggagas dan penggerak. Peran Soeharto, Nasution, dll ditulis lengkap di Naskah Akademik. Sama denga naskah Proklamasi 1945, hanya menyebut Soekarno-Hatta dari puluhan founding parents lainnya," jelasnya lagi.

Halaman:

Editor: Agus Safari


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah