Susun Silabus Kurikulum Merdeka Belajar untuk Madrasah, Kemenag Tekankan pada 4 Hal

- 21 Juni 2022, 08:08 WIB
Direktur KSKK Madrasah M Isom Yusqi saay  penyusunan silabus kurikulum merdeka untuk madrasah
Direktur KSKK Madrasah M Isom Yusqi saay penyusunan silabus kurikulum merdeka untuk madrasah /

PORTAL BANDUNG TIMUR - Ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dinilai berkembang semakin dinamis. Sehingga, manusia membutuhkan layanan serba cepat di semua sektor kehidupan termasuk di dunia pendidikan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan implementasi silabus Kurikulum Merdeka Belajar khususnya di lingkungan madrasah.

Demikian disampaikan Direktur Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah Kementeria Agama, M Isom Yusqi silabus untuk pembelajaran Kurikulum Merdeka Belajar di Solo, Senin 20 Juni 2022.

Ia menjelaskan, dalam silabus Kurikulum Merdeka Belajar untuk madrasah ada 4 hal yang dinilai perlu diberikan kepada para siswa yakni pengetahuan tentang digitalisasi, pengetahuan tentang globalisasi, perubahan iklim dan perubahan pekerjaan.

"Ada empat hal yang perlu diberikan kepada para siswa sebagai bekal. Pertama Pengetahuan tentang digitalisasi. Kedua, pengetahuan tentang globalisasi. Ketiga, perubahan iklim. Dan keempat, perubahan pekerjaan," ungkap Isom Yusqi saat penyusunan silabus Kurikulum Merdeka Belajar  untuk madrasah, seperti dilansir Portal Bandung Timur dari laman resmi Kemenag RI, Selasa, 21 Juni 2022.

Dalam kegiatan penyusunan silabus bertema 'Penyusunan Silabus Pembelajaran Diversifikasi pada Madrasah Riset, Madrasah Plus Keterampilan, dan Madrasah Akademik' tersebut, Ia menegaskan, dunia pendidikan terdampak disrupsi, layanan pendidikan yang kovensional lambat laun akan tertinggal.

“Dunia pendidikan terdampak disrupsi, layanan pendidikan yang kovensional lambat laun akan tertinggal. Dunia pendidikan dituntut mampu mengimbangi arus modernisasi dengan berbagai turunannya,” terangnya

Menurutnya, Banyak disrupsi saat ini yang mengganggu tatanan kehidupan dan yang paling dirasakan adalah disrupsi digitalisasi. "Sekarang mau tidak mau kita dihadapkan dengan disrupsi. Siswa dan siswi kita harus dibekali untuk menghadapi kondisi tersebut. Kita tidak bisa kembali ke zaman sebelumnya,” pesannya.

Untuk menjawab problem tersebut, lanjut Isom, pihaknya telah melakukan berbagai upaya, salah satunya implementasi kurikulum merdeka pada madrasah dan penyusunan silabus pembelajaran yang inovatif dan futuristik.

“Saya berharap anak-anak dibekali pengetahuan, ketarmpilan, dan penguatan karakter agar mereka mampu survive di masa yang akan datang,” imbuh profesor bidang kajian Islam ini***.

Editor: Syiffa Ryanti

Sumber: Kemenag RI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x