Antisipasi Masuk Virus Marburg, Kemenkes Lakukan Rapid Risk Assessment Masyarakat Diminta Waspada

- 4 April 2023, 15:03 WIB
Ilustrasi virus Marburg. Kemenkes antisipasi masuknya virus Marburg dari Guinea Ekuatorial dengan melakukan rapid risk assessment.
Ilustrasi virus Marburg. Kemenkes antisipasi masuknya virus Marburg dari Guinea Ekuatorial dengan melakukan rapid risk assessment. /Foto : Pixabay/kjpargeter/

Untuk gejalanya menurut Muhammad Syahril,  mirip dengan penyakit lain seperti malaria, tifus, dan demam berdarah yang banyak ditemukan di Indonesia. Hal ini, menyebabkan penyakit virus Marburg susah diidentifikasi.

Gejala tersebut berupa demam tinggi, sakit kepala, nyeri otot, mual muntah, diare, dan perdarahan. Penyakit ini juga dapat menyebabkan perdarahan pada hidung, gusi, vagina atau melalui muntah dan feses yang muncul pada hari ke-5 sampai hari ke-7.

Belum ada vaksin yang tersedia di dunia, vaksin masih dalam pengembangan. Saat ini ada 2 vaksin yang memasuki uji klinis fase 1 yakni vaksin strain Sabin dan vaksin Janssen. “Belum ada obat khusus, pengobatan bersifat simtomatik dan suportif, yaitu mengobati komplikasi dan menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit,” pungkas dr. Mohammad Syahril.***

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah