77 Bahasa Daerah Untuk Pedoman Prilaku 3 M

- 3 Desember 2020, 11:45 WIB
KAMPANYE perubahan perilaku protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 menggunakan bahasa daerah diluncyrkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.
KAMPANYE perubahan perilaku protokol kesehatan pencegahan penyebaran COVID-19 menggunakan bahasa daerah diluncyrkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. /Dok. Humas Kemdikbud/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pedoman perubahan perilaku protokol kesehatan 3M dalam 77 bahasa daerah diluncurkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) secara virtual. Kampanye pencegahan penyebaran COVID-19 harus mudah dipahami masyarakat.

“Saat ini ditengarai pesan-pesan yang disampaikan oleh pemerintah melalui kampanye pencegahan penyebaran COVID-19 masih perlu ditingkatkan agar semakin mudah dipahami oleh masyarakat,” ujar Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud), Nadiem Anwar Makarim, dalam sambutannya pada peluncuran pedoman perubahan perilaku protokol kesehatan 3M dalam 77 bahasa daerah, hasil kerjasama Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa Kemdikbud bekerja sama dengan Satuan Tugas Penanganan COVID-19.

Dikatakan Mendikbud Nadiem Anwar Makarim, kampanye pencegahan penyebaran COVID-19 harus mudah dipahami masyarakat. Karenanya Kemendikbud membuat strategi dengan mengubah pesan-pesan itu ke dalam bahasa yang paling dekat dengan masyarakat, menggunakan bahasa daerah.

Baca Juga: Mahasiswa dan Lembaga Pendidikan Harus Aktif Dukung Pemulihan Ekonomi

Baca Juga: 42 Siswa Berprestasi di MESSA 2020

“Bahasa daerah sebagai bahasa ibu, sarana yang dapat mendekatkan pesan secara lebih emosional kepada penuturnya. Para pendengar tidak hanya merasa lebih dekat tapi juga memahami pesan pedoman tersebut serta tergerak untuk menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari,” ujar Mendikbud Nadiem Anwar Makarim.

Hal senada disampaikan Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo, saat memberi apresiasi terobosan yang dilakukan Kemendikbud. “Bahasa daerah adalah salah satu cara kita untuk bisa mempercepat sampainya informasi kepada masyarakat,” ujar Doni Monardo.

Dikatakan Doni Monardo, penggunaan bahasa daerah sangat tepat mengingat sebagian besar istilah-istilah yang dipakai dalam konteks COVID-19 seringkali merupakan bahasa asing. Banyak istilah yang digunakan merupakan bahasa serapan dari bahasa asing, seperti adaptasi, asimptomatik, new normal, social distancing, dan lainnya,” ujar Doni Monardo.

Baca Juga: Kepada Guru, Presiden Joko Widodo Sampaikan Terima Kasih dan Apresiasi

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno

Sumber: kemdikbud.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah