Pangdam III Siliwangi Resmikan Jembatan Bailey Siliwangi 4 Desa Junti Purwakarta  Pengganti Jembatan Bodem

17 Maret 2021, 21:23 WIB
Pangdam III Siliwangi, Mayjen Nugroho Budi Wiryanto bersama Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika berforo bersama di atas Jembatan Bailey 4 Desa Junti Purwakarta pada acara persmian penggunaan Jembatan Bailey 4 pengganti jembatan Bodem Junti. /foro instagram anneratna82/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pangdam III Siliwangi, Mayjen Nugroho Budi Wiryanto meresmikan Jembatan Bailey 4 Desa Junti Purwakarta. Jembatan sementara yang menggantikan jembatan Bodem Desa Junti yang ambruk pada awal April 2020 hingga memutuskan akses jalan alternatif  Kecamatan Bungursari dengan Kecamatan Campaka, Kabupaten Purwakarta.

“Ini merupakan jembatan Bailey keempat yang dibangun TNI AD bersama masyarakat, karenanya kita beri nama Jembatan Bailey 4 Desa Junti Purwakarta. Sebelum jembatan Bodem Junti ini, TNI sudah membangun jembatan Bailey di Kabupaten Sumedang, Garut dan Majalengka,” ujar Pangdam III Siliwangi, Mayjen Nugroho Budi Wiryanto didampingi Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika dan Kapolres Purwakarta AKBP Ali Wardana, Rabu 17 Maret 2021.

Dengan telah kembali terhubungnya jembatan Bodem Desa Junti menurut Nugroho Budi Wiryanto, diharapkan aktivitas masyarakat kembali berjalan normal. “Mudah-mudahan dengan kembali terhubungnya daerah Bungursari dan Campak, masyarakat tidak perlu keliling, dan diharapkan jembatan dipelihara agar tahan lama sebelum adanya jembatan pembangunan jembatan Bodem Desa Junti yang permanen,” ujar Nugroho Budi Wiryanto.

Baca Juga: Di Kabupaten Cianjur, Kembali Diketemukan Kluster Pesantren

Dikatakan Nugroho Budi Wiryanto, dalam kurun waktu satu tahun jajaran TNI AD Kodam III Siliwangi telah membangun empat jembatan bailey di wilayah Jawa Barat. “Jembatan bailey yang kokoh merupakan jembatan gantung, kekuatan jembatan kurang lebih 40-50 ton. Ini sangat luar biasa, saya rasa kalau dirawat dengan baik masa pakainya bisa lebih lama lagi,” ujar Nugroho Budi Wiryanto.

Sementara Bupati Purwakarta Anne Ratna Mustika mengatakan sejak peristiwa robohnya jembatan Bodem Junti awal tahun 2020 lalu,  jajarannya langsung melakukan serangkaian upaya supaya jalur tersebut bisa kembali dilalui. Jembatan tersebut selama ini menjadi akses alternatif penghubung antara Kecamatan Bungursari dan Campaka. Bahkan, penyambung jalur dengan kabupaten tetangga.

“Sebelumnya, warga harus memutar arah dan semenjak dibangunkan jembatan darurat warga sedikit dapat melintas namun hanya menggunakan kendaraan roda dua saja. Mudah mudahan saja setelah diresmikan akses sosial dan perekonomian dapat lancar,” ujar Anne Ratna Mustika.

Baca Juga: Maman Imanulhaq, Pesantren Harus Adaptif terhadap Perubahan Zaman

Dikatakan Anne Ratna Mustika,  untuk sementara akses penghubung yang dibangun dengan anggaran perubahan itu hanya jembatan sifatnya darurat. Meski begitu, pihaknya berencana membangun jembatan permanen sebagai pengganti jembatan yang ambruk itu.

 Namun, untuk membangun jembatan permanen dibutuhkan kematangan perencanaan, karena tanah di lokasi itu cukup labil. “ Butuh penelitian dan kematangan perencanaan, kami tak bisa begitu saja membangun jembatan permanen baru,” ujar Anne Ratna Mustika.

Ditegaskan Anne Ratna Mustika, pihaknya tidak ingin mengulangi pembangunan yang tidak dilakukan secara matang. “Jangan sampai pengalaman kemarin (ambruk) terjadi lagi dan menjadi evaluasi bagi kami, intinya jembatan permanen masih direncanakan," tegas Anne  Ratna Mustika.

Baca Juga: Kunjungi Komunitas Adat Terpencil, Tri Rismaharini Diminta Tidak Membangun Rumah Atap Seng

Dengan adanya jembatan sementara menurut Anne Ratna Mustika, mobilitas warga bisa kembali berjalan normal. Sehingga, bisa membantu percepatan pemulihan ekonomi warga di kedua wilayah perbatasan yang saat ini masih dalam bayang-bayang pandemi Covid-19.

“ Meski bersifat sementara, mudah-mudahan jembatan bodem bisa mempermudah akses dan aktivitas warga. Kami ingatkan, agar jembatan ini bisa dirawat dan dijaga. Kendaraan-kendaraan berat yang tonasenya tinggi, tidak boleh melintas atau dibatasi,” pungkas Anne Ratna Mustika. (iwan rukwanda)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler