Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Rombongan Komisi V Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Jawa Barat dibuat terkaget-kaget melihat kondisi Gedung Kesenian Geotheater Kabupaten Sumedang di Desa Sukamaju, Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang Jawa Barat roboh. Pasalnya gedung kesenian yang dibagun Pemerintah Provinsi Jawa Barat tahun 2019 dengan nilai Rp3.9 Milyar belum dipergunakan sama sekali.
Anggota komisi V DPRD Jabar Iwan Suryawan, sangat disayangkan dengan anggaran yang cukup besar , namun karena tidak teliti dalam pembangunannya akhirnya tidak bisa digunakan. “Dalam waktu dekat kami dari Komisi V akan berkoordinasi dengan dinas terkait dan pemerintah setempat untuk menanyakan kejadian sebenarnya , sehingga bisa runtuh,” ujar Iwan Suryawan.
Kedepannya Komisi V menurut Iwan, pihaknya akan menganalisa kembali program pembangunan gedung kesenian geotheater termasuk akses jalan yang cukup terpencil. Sehingga manfaatnya benar-benar bisa dirasakan oleh masyarakat Sumedang khususnya dan Jawa Barat secara keseluruhan.
Baca Juga: Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo, Tetap Pada Komitmennya
Sementara seniman dan budayawan Jawa Barat Mas Nana Munajat yang turut dalam rombongan mengatakan robohnya gedung kesenian karya Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Jawa Barat, bukan hanya Gedung Kesenian Geotheater Kabupaten Sumedang di Kecamatan Rancakalong Kabupaten Sumedang. “Kondisi serupa juga terjadi pada Gedung Geotheater ISBI Bandung di Kecamatan Cikalong Wetan Kabupaten Bandung Barat, dan juga Pusat Kebudayan Kabupaten Subang di Hutan Ranggawulung,” ujar Mas Nana.
Baca Juga: Presiden Lakukan Vaksinasi Tahap Dua, Usai Itu Lantik Kapolri Baru
Khusus untuk Gedung Kesenian Subang yang sejak awal sudah mengundang polemik karena dibangun dikawasan resapan dan hutan kota menurut Mas Nana, nilainya cukup fantastis, Rp33miliar dan baru terserap Rp6 miliar. “Setelah kami datang dang berkunjung dengan Komisi V DPRD Jabar, baik Gedung Kesenian Sumedang maupun Pusat Kebudayaan Subang, harus menjadi cerminan bagi para pengambil kebijakan dalam membangun fasilitas dan ruang publik. Memang maksudnya baik, tapi kalau hasilnya buruk tentu maksud baik malah sebaliknya,” ujar Mas Nana. (heriyanto)***
