Network
PORTAL BANDUNG TIMUR - Penyaluran bantuan sosial tunai bagi warga terdampak pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat Jawa dan Bali sebagai bentuk kepedulian Pemkab Cianjur mendapat apresiasi dari pemerintah pusat. Prioritas penerima bantuan sosial tunai diberikan pada warga berpenghasilan rendah yang belum mendapatkan bantuan dalam program pemerintah apapun.
"Kita langsung berkoordinasi dengan unsur Forkopimda. Selain membahas teknis pelaksanaannya, kita juga membahas menyangkut bantuan bagi warga terdampak PPKM Darurat Jawa dan Bali, Alhamdulillah Cianjur ternyata yang pertama menyalurkan bantuan langsung tunai kepada masyarakat," ujar Bupati Cianjur Herman Suherman, Senin 12 Juli 2021 di Pendopo Kabupaten Cianjur.
Ditegaskan Herman Suherman, begitu akan dilaksanakan PPKM Darurat Jawa dan Bali yang dilaksanakan 3 hingga 20 Juli mendatang pihaknya langsung menginstruksikan perangkat daerah teknis mendata ulang warga berpenghasilan rendah pada data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Prioritas penerima bantuan sosial tunai merupakan warga berpenghasilan rendah yang belum mendapatkan bantuan apapun dari pemerintah seperti BPNT, PKH, ataupun BLT dana desa.
Baca Juga: 500 Ton Liquid Oxygen dari Tanoto Foundation Untuk Rumah Sakit di Pulau Jawa
"Alhamdulillah sudah kita salurkan bantuannya secara bertahap di tiap-tiap kecamatan dan desa. Hingga saat ini pelaksanaannya tidak ada kendala dan berjalan lancar," ujar Herman Suherman.
Sementara terkait dengan angka kesembuhan pasien konfirmasi covid-19, menurut Herman Suherman di Kabupaten Cianjur menjadi salah satu daerah yang dinilai berprogres baik. Saat ini angka kesembuhan pasien konfirmasi di atas kisaran 95 persen.
"Tapi kita harus tetap waspada. Terpenting dari semua ini bagaimana kita bersama-sama bisa mengendalikan kasus covid-19. Butuh kerja sama dari semua pihak, terutama masyarakat untuk selalu menerapkan protokol kesehatan secara ketat. Terapkan terus 5M yaitu memakai masker, mencuci tangan, menjaga jarak, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas," pungkas Herman Suherman. (dani jatnika)***
