Gempa Bumi Magninudo 5.6 Cianjur, Kemenkes Fokus Penanganan Penyakit yang Mulai Serang Pengungsi

- 29 November 2022, 06:40 WIB
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meninjau langsung penanganan korban bencana alam gempa bumi tektonik magnitudo 5.6 di Kabupaten Cianjur.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin saat meninjau langsung penanganan korban bencana alam gempa bumi tektonik magnitudo 5.6 di Kabupaten Cianjur. /Foto : Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi adanya lima jenis penyakit yang mulai menyerang korban gempa bumi magnitudo 5.6 Kabupaten Cianjur di pengungsian.  Trauma healing atau dukungan kesehatan jiwa psikososial jadi fokus penanganan korban gempa bumi selama di tempat penampungan pengungsi.

Hal tersebut disampaikan Pelaksana Tugas (Plt) Pusat Krisis Kesehatan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Sumarjaya terkait penanganan korban gempa bumi Cianjur di tempat penampungan pengungsian. "Kami mendeteksi setidaknya adada lima jenis penyakit yang menyerang korban bencana di pengungsian, yaitu ISPA, gastritis, hipertensi, diare dan diabetes,” ujar Sumarja, sebagaimana dikutip dari situs resmi kemenkes, Selasa 29 November 2022.

Dikatakan Sumarjaua, penyakt ISPA, gastritis dan diare yang menyerang para pengungsi di penampungan berkaitan dengan  cuaca yang panas, hujan, serta faktor lainnya. Kemudian pernyakit hipertensi atau darah tinggi karena kodisi keadaan psikologis atau penyakit bawaan,demikian pula dengan diabetes.

Baca Juga: Berlaku Mulai 1 Januari, UMP Jawa Barat 2023 Naik Jadi Rp 1.986.670,17

Namun demikian menurut Sumarjaya, kasus kelima penyakit tersebut terus mengalami penurunan. Misalnya, ISPA pada tanggal 23 November terdapat 744 tetapi menurun menjadi 600 kasus pada tanggal 24 November.

Pada minggu pertama pasca bencana alam gempa bumi, Kemenkes menurut Sumarjaya fokus dalam penanganan penyakit trauma, seperti patah tulang atau luka. Kemudian sejak memasuki minggu kedua ini Kemenkes akan mengendalikan penyakit nontrauma.

"Nontrauma apa? Ya penyakit-penyakit yang tadi kita sebutkan dan kami akan menyediakan tenaga-tenaga (kesehatan). Saat ini kami sudah men-drop 2.675 relawan," terang Sumarjaya.

Diingatkan Sumarjaya adalah korban dampak gempa untuk mendapatkan layanan trauma healing atau dukungan kesehatan jiwa psikososial. "Nah kita akan menurunkan tim ini di tempat-tempat pengungsian mulai Senin (28 November 2022), satu tim terdiri dari lima orang. Berdasarkan standar Save The Children, satu kelas itu 20-30 (orang) dan satu tim itu terdiri dari satu psikiater, dua psikolog, dua perawat jiwa," pungkas Sumarjaya. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x