Buruh dan Pekerja Tekstil Kabupaten Bandung Berharap Dapat Giliran di Vaksin Covid-19

- 8 April 2021, 19:10 WIB
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Nasional Kabupaten Bandung Suharyono  . 
Ketua Dewan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Nasional Kabupaten Bandung Suharyono .  /Portal Bandung Timur/neni mardiana/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR - Ketua Dewan Pimpinan Cabang Serikat Pekerja Nasional (DPC SPN) Kabupaten Bandung Suharyono berharap pemerintah melalui Dinas Kesehatan memberi memprioritaskan program vaksinasi Covid-19 pada buruh dan pekerja tekstil. Program vaksinasi Covid-19 pada buruh dan pekerja tekstil untuk memutus matarantai penyebaran virus Covid-19 di lingkungan industri dan pabrik tekstil.

“Program vaksinasi Covid-19 dengan sasaran buruh dan pekerja tekstil bukan hanya untuk memberikan rasa aman dan nyaman bagi para buruh sendiri, tapi juga keluarga buruh serta masyarakat dimana buruh tinggal. Tidak seperti yang terjadi selama ini ketika ada pekerja atau buruh yang terpapar Covid-19, selain buruh harus menjalani isolasi mandiri dan swab Covid-19, juga membuat khawatir tempat bekerja dan juga warga,” ujar  Suharyono kepada Portal Bandung Timur di Kantor DPC SPN Kabupaten Bandung Gang Hasan Kecamatan Majalaya Kabupaten Bandung, Kamis 8 April 2021 sore.

Didampingi pengurus DPC SPN Kabupaten Bandung lainnya Ade Sumarno, dikatakan Suharyono, hingga saat ini buruh atau pekerja tekstil belum tersentuh program vaksinasi masal. Padahal jumlah buruh yang masih aktif bekerja di Kabupaten Bandung jumlahnya mencapai ribuan.

Baca Juga: Kapolsek Ibun Menjalin Silaturahmi dengan Eks Napiter Bom Panci  

"Minimal dengan adanya pelaksanaan vaksinasi Covid-19 itu, dapat meningkatkan kekebalan tubuh para pekerja yang selama ini bersentuhan langsung dengan masyarakat lainnya secara umum," kata Suharyono.

Kendati demikian, kata Suharyono, para buruh yang bekerja di pabrik-pabrik tersebut, manajemen perusahaan tetap menerapkan protokol kesehatan (prokes) Covid-19. Selain menyediakan tempat cuci tangan, handsanitizer, juga membiasakan diri memakai masker dan jaga jarak. 

"Namun perlu diketahui oleh pihak perusahaan, disaat ada pekerja yang terpapar Covid-19 satu hingga dua orang, lebih baik operasional perusahaan tetap jalan dan jangan dihentikan. Supaya ekonomi para pekerja tetap normal. Sementara yang terpapar Covid-19 menjalani isolasi mandiri," tutur Suharyono. 

Ia pun menilai secara umum perusahaan pabrik tekstil terkena dampak pandemi Covid-19 dengan mempekerjakan para buruh 2-3 hari kerja per minggunya. Namun ada juga yang tak terkena pandemi, artinya operasional perusahaan tetap berjalan seperti biasa. 

"Namun disisi lain ada pihak (perusahaan) yang memanfaatkan situasi, walaupun perusahaannya tak terkena dampak pandemi Covid-19. Tapi kabarnya saat ini ada di antara perusahaan yang mendapatkan penambahan order atau pesanan, sehingga waktu kerja para buruh ada penambahan.  Misalnya dari 2-3 hari kerja per Minggu, ada penambahan kerja menjadi 4-5 hari kerja," ungkapnya. 

Baca Juga: Jabar Bergerak Cianjur Raih Rekor MURI Pentas Virtual Kaulinan Tradisional  

Suharyono pun mengungkapkan, disaat pandemi Covid-19 ini, SPN tetap berkomitmen untuk memperjuangkan hak-hak buruh. Di antaranya, dalam waktu dekat para buruh yang tergabung dengan SPN berencana melakukan aksi unjuk rasa ke Gedung Sate Bandung pada Senin (12/4). 

"Rencana aksi demo para buruh itu untuk menyuarakan sejumlah tuntutan kepada pemerintah. Di antaranya, SPN tetap menolak Undang-Undang No 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja Omnibus Law. Selain itu menuntut pembayaran tunjangan hari raya (THR) jangan sampai dituntut, lebih baik dibayarkan langsung 100 persen sesuai dengan ketentuan. Kita juga menuntut pembayaran upah kerja sesuai dengan SK Gubernur Jabar sebesar Rp 3,2 juta lebih, karena saat ini dikabarkan masih banyak perusahaan yang belum melaksanakan upah kerja sektoral itu sesuai dengan yang sudah disepakati bersama," pungkasnya. (neni mardiana)***

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah