Sementara Direktur Utama Perumda Tirtawening Sonny Salimi menyebut, hadirnya layanan air ke masyarakat kawasan Bandung Timur (Blok Gedebage) tidak bisa lepas dari dukungan Pemkot Bandung, DPRD Kota Bandung, dan Kajati Kota Bandung.
“Ini merupakan wujud bakti Perumda Tirtawening, khususnya bagi masyarakat Kota Bandung,” ujar Sonny.
Baca Juga: Puluhan Lapak Pedagang Buah di Pasar Induk Caringin Ludes Terbakar
Secara teknis, pengolahan air untuk mengaliri area Blok Gedebage dijalankan dengan berbasis IT. Area yang dialiri saluran ini meliputi perlintasan Jalan Soekarno Hatta Kota Bandung untuk batas utara dan wilayah Tol Cileunyi - Padalarang, untuk batas selatan.
Sementara untuk batas wilayah barat meliputi Wilayah Buahbatu, Kota Bandung. Dan terakhir, batas Timur yang meliputi Wilayah Rancanumpang, Kota Bandung.
Air masuk dari saluran pengolahan di Cikalong (dan juga Sungai Cisangkuy), lalu diolah dengan beberapa tahap, dari mulai sedimentasi hingga filtrasi, sebelum akhirnya ditampung di bak reservoir.
Setelah ditampung, air kemudian disalurkan ke rumah warga melalui pipa sejauh 27 kilometer dari pusat hingga ke batas akhir wilayah Blok Gedebage. Adapun aliran airnya memiliki debit 700 liter per detik.
Saluran air baru di wilayah Blok Gedebage ini diperkirakan bisa mengaliri sekitar 50.000 rumah yang ada di kawasan tersebut. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan layanan dasar air di Kota Bandung, yang pada RPJMD Kota Bandung ditargetkan sebanyak 25.000 rumah. (syiffa ryanti)***