Waduh, Ribuan Sapi di Kabupaten Bandung Terpapar Wabah PMK

- 10 Juni 2022, 12:30 WIB
Peternak menyemprotkan cairan disinfektan pada kandang sapi miliknya di SYD Fam di Malang, Jawa Timur, Kamis (9/6/2022). Peternak sapi setempat berupaya mengatasi dampak wabah Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) dengan melakukan upaya preventif secara mandiri yakni melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang dan menyuntikkan suplemen pada sapi.
Peternak menyemprotkan cairan disinfektan pada kandang sapi miliknya di SYD Fam di Malang, Jawa Timur, Kamis (9/6/2022). Peternak sapi setempat berupaya mengatasi dampak wabah Penyakit Mulut Dan Kuku (PMK) dengan melakukan upaya preventif secara mandiri yakni melakukan penyemprotan disinfektan pada kandang dan menyuntikkan suplemen pada sapi. /ARI BOWO SUCIPTO/ANTARA FOTO

PORTAL BANDUNG TIMUR - Sebanyak 2.500 ekor sapi di Kabupaten Bandung dilaporkan terserang wabah penyakit mulut dan kuku (PMK). Bupati Bandung Dadang Supriatna mengatakan, dirinya telah meminta Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, untuk segera mengambil langkah-langkah penanganan, agar tingkat kematian sapi dapat ditekan.

"Memang yang terbanyak petani yang mengurus sapi dan menernak sapi, sehingga tercatat di Kabupaten Bandung sekitar 2.500 sapi yang sudah terserang PMK," kata Dadang saat mengunjungi Desa Wanasuka, Pangalengan, Kabupaten Bandung Kamis, 9 Juni 2022.

Dadang supriatna juga meminta untuk segera dilakukan vaksinasi. Menurutnya, pelaksanaan vaksinasi untuk sapi di Kabupaten Bandung akan dilakukan secepatnya.

"Ini kan virus yang tak bisa kelihatan secara fisik, tapi harus segera lakukan vaksinasi," ujarnya.

Selain itu, Dadang Supriatna juga mengimbau para peternak, untuk lebih patuh dalam protokol kesehatan, karena virus PMK ini bisa menyebar lewat manusia.

Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Bandung, Tisna Umaran mengatakan sebanyak 1.600 ekor sapi di KPBS yang mencakup Kecamatan Pangalengan dan Kertasari, dilaporkan masih positif PMK. Sedangkan di UPBS, lanjut dia, yang mesih sakit tercatat sekitar 230 ekor.

Dijelaskan, selain terjangkit virus PMK, puluhan hewan ternak yang mati karena sebagian tidak bisa diselamatkan, dan sebagian sengaja disembelih.

“Jadi kasus kematian itu ada 2 ya, pertama yang mati (karena PMK), yang kedua karena disembelih kalau lihat angka kemarin yang mati itu ada 62 ekor, dan yang disembelih ada 60-an ekor,” ujarnya.***

Editor: Syiffa Ryanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x