Kasus HIV AIDS di Kota Bandung, Mayoritas Faktor Risiko dari Hubungan Heteroseksual

- 27 Agustus 2022, 15:03 WIB
Lebih dari 400 Mahasiswa di kota Bandung terkena HIV AIDS, Kenali ciri-ciri dan Gejalanya
Lebih dari 400 Mahasiswa di kota Bandung terkena HIV AIDS, Kenali ciri-ciri dan Gejalanya /Pixabay/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung mencatat dalam 30 tahun terakhir, jumlah kasus HIV AIDS mencapai 5.843 kasus Dari jumlah tersebut, sebanyak 407 kasus HIV AIDS diantaranya adalah mahasiswa. Dinkes juga menyebutkan paling banyak faktor risikonya, yakni hubungan heteroseksual. 

"Jika dirata-ratakan per tahun, kasus HIV/AIDS di Kota Bandung mencapai 300-400 kasus. Paling banyak faktor risikonya yakni hubungan heteroseksual," kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Bandung dr. Ira Dewi Jani, sebagaimana dilansir dari laman resmi Pemkot Bandung, Sabtu, 27 Agustus 2022

Ia menjelaskan, kasus tersebut dikimpulkan berdasarkan laporan selama 30 tahun, yakni dari 1991-2021. Menurutnya, jumlah total kasus HIV AIDS sampai dengan Desember 2021 mencapai 5.843. dari jumlah itu, 6,97 persennya mahasiswa atau terdapat 407 kasus selama 30 tahun," paparnya.

Baca Juga: Susi Pudjiastuti Soroti Dana Pensiun Anggota DPR, Ini Aturan Lengkapnya

Dari data yang dikumpulkan Dinkes Kota Bandung sepanjang 30 tahun terakhir, usia paling banyak yang terkena kasus HIV AIDS adalah usia 20-29 tahun.

"HIV ini perjalanan penyakitnya 3-10 tahun. Kalau daya tahan tubuhnya tidak baik, 3 tahun dia sudah menunjukkan gejala ke arah AIDS. Kalau daya tahan tubuhnya bagus, baru bisa kelihatannya 10 tahun kemudian," ungkapnya .

Lebih lanjut Ira Dewi Jani menambahkan, kasus HIV AIDS di Kota Bandung terlihat seperti fenomena gunung es. Menurutnya, kondisi ini bisa semakin diperparah dengan stigma negatif dan diskriminasi dari masyarakat terhadap para pengidap HIV/AIDS.

Baca Juga: DPR RI Dorong Percepatan Pengangkatan Tenaga Honorer Kesehatan non-PNS Jadi PNS atau PPPK

Ira Dewi Jani memaparkan, semakin cepat penyakit ini bisa dideteksi, maka harapan hidup sehat dan produktif bagi para pengidap HIV/AIDS bisa semakin tinggi.

"Meskipun tidak bisa sembuh, tapi bisa berkurang sampai tidak bisa terdeteksi atau undetectable. Kalau tidak terdeteksi, dia tidak bisa menular. Makanya kita mesti cari yang HIV AIDS karena kalau tidak, nanti terlihatnya seperti fenomena gunung es," tegasnya.***

Editor: Syiffa Ryanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x