LAGI, Muncul Kekhawatiran Aktivis Akan Kondisi Karst Citatah Gunung Masigit

- 11 April 2023, 18:06 WIB
Pengunjung berdiri di mulut Gua Pawon Gunung Masigit, aktivitas penambangan batu dan pasir di kawasan Karst Citatag Gunung Masigit Kabupaten Bandung Barat semakin menghawatirkan.
Pengunjung berdiri di mulut Gua Pawon Gunung Masigit, aktivitas penambangan batu dan pasir di kawasan Karst Citatag Gunung Masigit Kabupaten Bandung Barat semakin menghawatirkan. /Portal Bandung Timur/heriyanto/

PORTAL BANDUNG TIMUR - Eksploitasi penggalian di kawasan Karst Citatah Kecamatan Cipatat Kabupaten Bandung Barat Jawa Barat terus berlangsung tanpa mengenal waktu. Bukit demi bukit kapur terus digerus diambil bebatuan dan tanahnya hingga satu persatu bukit lenyap.

Kondisi Karts Citatah sekarang ini bukan hanya dikhawatirkan penggiat lingkungan, tetapi juga penggiat arkeologi. Aktivitas penggalian tanpa terkendali sewaktu-waktu mengancam keberadaan Situs Gua Pawon tempat ditemukannya kerangka manusia purba Bandung serta Taman Batu atau Stone Garden.

Wakil Bendahara Bidang Konservasi Sumber Daya Alam DPP KNPI  Anton Ramli Putra, mengungkapkan rasa kekhawatirkan akan kondisi Karst Citatah  yang berlokasi di Desa Gunung Masigit, Kecamatan Cipatat, Kabupaten Bandung Barat (KBB). Dari tahun ke tahun kawasan penambangan terus meluas dan mengakibatkan kawasan Karts Citatah semakin rusak tidak terkendali.

Baca Juga: Anas Urbaningrum Bebas dengan Status CMB dari Lapas Sukamiski Bandung

Kawasan Karst Citatah Gunung Masigit dengan Situs Gua Pawonnya yang  merupakan saksi bisu adanya kehidupan manusia purba menjadi pusat penelitian para arkeolog. Hal itu dibuktikan dengan ditemukannya tujuh kerangka manusia berusia 12.000 tahun.

Menurut Anton Ramli Putra, setidaknya beberapa gua di kawasan Karst Citatah dalam kondisi kritis. "Gua itu ada di Pasir Bancana, Pasir Masigit, dan Gunung Hawu," Kata Anton Ramli Putra.

Hingga saat ini, terdapat beberapa gua di pegunungan kapur itu yang bernasib tragis. Gua Bancana yang berada di Pasir Bancana, adalah salah satunya. Pada 2014 keberadaannya tidak dapat ditemukan lagi akibat pertambangan kapur, dan saat ini, gua tersebut hanya bisa dilihat melalui dokumentasi seperti foto dan peta saja.

Baca Juga: Longsor di Talegong, Jalur Alternatif Bandung Garut Tertutup Tanah dan Batu

Seharusnya, kata Anton Ramli Putra, keberadaan kawasan karst tersebut dipertahankan. Bahkan seharusnya pemerintah memperluas zona lindung di sekitarnya. Citatah setidaknya dapat dijadikan laboratorium atau kampus lapangan.

Situs Gua Pawon dijadikan kawasan cagar lindung arkeologi atau kepurbakalaan setelah ditemukannya kerangka manusia purba. Penemuan kerangka manusia purba itu pada 2009, selanjutnya ditemukan fragmen tulang kaki manusia dengan panjang antara 20 sampai 30 centimeter.

Anton Ramli Putra menyatakan mata air dan sungai di kawasan karst Citatah, Kabupaten Bandung Barat, semakin memprihatinkan akibat pertambangan kapur.

"Saat ini tinggal tersisa sedikit mata air dan sungai di kawasan karst Citatah," kata Anton Ramli Putra.

Kondisi Gua Pawon tempa diketemukannya manusia purba Danau Bandung saat ini dikhawarirkan semakin terancam aktivitas penambangan batu dan pasir di kawasan Karts Citatah Gunung Masigit Rajamandala Kabupaten Bandung Barat.
Kondisi Gua Pawon tempa diketemukannya manusia purba Danau Bandung saat ini dikhawarirkan semakin terancam aktivitas penambangan batu dan pasir di kawasan Karts Citatah Gunung Masigit Rajamandala Kabupaten Bandung Barat.
Sementara itu, Anton Ramli Putra menyebutkan pertambangan kapur yang ada di Citatah berpotensi memutus distribusi air yang melewati gua.

"Penambangan di karst berpotensi memutus fungsi karst sebagai pendistribusi air melalui gua. Jika distribusi air terputus menyebabkan mata air hilang dan pemulihan seperti sediakala sangat sulit,  kata Anton Ramli Putra.

Kawasan karst merupakan bentang alam dengan batuan mudah larut seperti batu gamping. Proses karst Citatah hingga menjadi seperti saat ini memakan waktu puluhan ribu tahun.

Karst memiliki jaringan gua sebagai  pipa air alami yang menghubungkan zona resapan, zona simpanan dan mata air yang penting bagi masyarakat di kawasan itu.

Untuk menyelamatkan Karst Citatah Gunung Masigit, Pemerintah Jawa Barat saat dipimpin Ahmad Heryawan melalui Wakil Gubernurnya Dedi Mizwar, antara tahun 2013 hingga 2014  berniat untuk menutup kawasan Karst Citatah. Namun upaya penutupan ditentang oleh Himpunan Pengusaha Pekerja Masyarakat Tambang (HP2MT) dengan alasan ada 15 ribu pekerja yang tergantung dari hasil penambangan batu kapur dan tanah di wilayah Karts Citatah Gunung Masigit.

Demikian pula halnya saat Gubernur Jawa Barat dipimpin Ridwan Kamil, telah diterbitkan Pergub Nomor 72 Tahun 2018 tentang Pengembangan Kawasan Geopark di Daerah Jawa Barat. Namun hingga saat ini tidak ada tindaklanjut.

Alhasil eksploitasi batu dan tanah di Karst Citatah Gunung Masigit masih berlangsung hingga detik ini. Dan kerusakan semakin nyata terlihat dengan sangat jelas dilihat daru Jalan Raya Bandung Cianjur Rajamandala. (Ari Prianto Teguh)*** 

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah