Situs Karangkamulyan, Tinggalan Masa Lalu Kerajaan Hindu Sunda

29 September 2023, 08:55 WIB
Salah satu situs yang ada di area wisata sejarah dan budaya Karangkamulyan di Kabupaten Ciamis Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/addin shiddiqin/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Bila kita dari arah Kota Bandung atau Kota Kabupaten Ciamis akan menuju objek wisata di wilayah Kabupaten Pangandaran maupun ke Kota Banjar dan ke wilayah Jawa Tengah, kita akan melintasi Jalan Nasional Ciamis-Banjar. Atau sebaliknya, yang dari arah Kota Banjar ataupun Pangandaran pasti akan menyusuri jalanan yang penuh dengan berbagai cerita masa lalu masyarakat Sunda dengan Kerajaan Galuh dan Padjajarannya.

Di daerah Desa Karangkamulyan Kecamatan Cijeungjing, atau sekitar 20 kilometer dari Kota Kabupaten Ciamis, kita dapat singgah ke salah satu objek wisata sejarah Karangkamulyan yang juga dikenal dengan objek wisata Ciungwanara. Bagi sebagian warga Kabupaten Ciamis dan sekitarnya, khususnya masyarakat Sunda, keberaraan Situs Karangkamulyan sudahlah tidak asing lagi.

Di kawasan seluas 25,5 hektare, iita akan menjelajahi pesona dan kekayaan sejarah Kerajaan Galuh dan Situs Karangkamulyan. Kerajaan Galuh, yang merupakan salah satu kerajaan tertua di Jawa Barat, mencatat puncak kejayaannya pada abad ke-7 hingga ke-13 Masehi.  

Baca Juga: Saat Situs Leluhur Adat Bandung Tercampakan Pembangunan Monumental Pemerintah

Melalui penelusuran yang mendalam, kita akan menggali fakta-fakta menarik mengenai sistem pemerintahan yang canggih, kehidupan sosial masyarakat, dan kemajuan budaya yang dicapai oleh kerajaan ini.  Tak hanya itu, kita juga akan terpesona oleh Situs Karangkamulyan, kompleks arkeologi yang menjadi saksi bisu dari keagungan masa lalu.

Karangkamulyan, mengungkap kekayaan sejarah Ciamis Situs Karangkamulyan di Ciamis adalah sebuah kompleks situs bersejarah yang memiliki kekayaan sejarah dan budaya yang tak ternilai. Melalui penggalian dan penelitian yang mendalam, situs ini mengungkap sejarah panjang daerah Ciamis dan bahkan masyarakat Sunda masa lalu.

Bentangan ruins kuno yang memikat saat kita mengunjungi Karangkamulyan, akan disambut dengan pemandangan bentangan reruntuhan kuno yang memikat. Menjelajahi kompleks situs ini seperti memasuki jendela waktu yang membawa anda kembali ke masa lalu.

Baca Juga: Situs Prasasti Perjuangan Kemerdekaan, Rumah Sejarah yang Mulai Terlupakan

Kita akan disambut dengan pemandangan yang memukau berupa bentangan reruntuhan kuno yang menyiratkan kejayaan masa lalu. Batu-batu megah dan runtuhan yang tersusun dengan indah mengungkapkan peradaban megalitik yang pernah hidup di tempat ini. Keberadaan situs ini memperkaya pengetahuan kita tentang sejarah dan kehidupan masyarakat kuno di wilayah Ciamis.

Komplek situs Karangkamulyan sekarang merupakan objek wisata budaya yang sudah tertata rapi. Gerbang masuk utama terdapat di bagian barat. Pada bagian ini tersedia lahan parkir yang cukup luas dilengkapi fasilitas warung makanan yang berjajar rapi di bagian timur halaman parkir.

Di sebelah selatan halaman parkir masih terdapat halaman cukup luas yang pada bagian barat berdiri fasilitas masjid yang cukup megah. 

Situs Ciung Wanara ini bercorak Hindu-Sunda

Di dalam Situs Karangkamulyan ini terdapat kurang lebih sembilan peninggalan arkeologi yaitu Batu Pangcalikan, Panyabungan Hayam, Sanghyang Bedil, lambang peribadatan, Cikahuripan, Panyandaan, Pamangkonan, Makam Adipati Panaekan, dan tumpukan batu Sri Begawat Pohaci. 

“Disini adalah tempat lahirnya Ciung Wanara yang dilahirkan oleh ibunya yang bernama Dewi Naga Ningrum, kemudian batu yang digunakan untuk melahirkan tersebut disebut dengan batu Panyandaan yang berbentuk persegi panjang dengan panjang satu meter.  Batu Panyandaan tersebut letaknya berdampingan dengan lokasi dari mata air Cikahuripan yang hanya berjarak kurang lebih 20 meter,” ujar Rizal (27) seorang petigas pengelola Situs Karangkamulyan.

Kompleks situs ini juga menjadi rumah bagi berbagai artefak dan temuan arkeologi yang menarik. Melalui penggalian dan penelitian yang teliti, para arkeolog telah mengungkap banyak rahasia tentang kehidupan masyarakat masa lalu. Dari perhiasan hingga perkakas, arsip arkeologi Karangkamulyan memberikan wawasan yang berharga tentang kehidupan dan kebudayaan orang-orang yang pernah tinggal di sana.

Kunjungan ke situs Karangkamulyan bukan hanya tentang mengeksplorasi sejarah dan keindahan alamnya, tetapi juga tentang menghargai warisan budaya yang berharga. Situs ini merupakan ajakan kepada wisatawan dan masyarakat untuk datang dan menyaksikan keindahan serta pelajaran berharga yang ditawarkan oleh Karangkamulyan.

Selain digunakan untuk berwisata sejarah, situs ini juga sering digunakan untuk berziarah beberapa orang pada waktu-waktu tertentu.”biasanya ramai orang datang untuk berziarah pada waktu tertentu seperti jum’at kliwon, mereka berziarah ke Batu Pangcalikan,” ujar Asep (47) pedagang yang berada di kawasan Situs Karangkamulyan.

Baca Juga: Lingga Situs Karangkamulyan Diinjak, Belum Ada Titik Terang Kasus

Salah-satu kegiatan yang sering dilakukan di situs ini adalah ketika menjelang bulan Ramadhan, di Situs Karangkamulyan sering mengadakan upacara adat yang bernama ngikis. Tradisi ngikis ini dilakukan oleh para penjabat pemeruitah daerah, tokoh adat, tokoh masyarakat dan masyarakat setempat dengan menggelar upacara tradisi yang sudah menjadi kebiasaan dan keharusan agar demi terjaganya kebudayaan Ciamis.

Situs ini sangat cocok dijadikan objek wisata karena berada di jalur jalan utama yang menghubungkan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Pada sektor kepurbakalaan pemanfaatannya sudah dilakukan namun masih perlu adanya peningkatan. Sebagai peninggalan purbakala seharusnya informasi tentang kepurbakalaan itu sendiri yang perlu diangkat. Legenda yang melatarbelakanginya terasa lebih mendominir bila dibandingkan dengan aspek peninggalan purbakalanya.(addin shiddiqin)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler