Festival Air 2020: Air dan Kearifan Budaya Lokal Sunda

9 Oktober 2020, 00:23 WIB
/Heriyanto Retno

PORTAL BANDUNG TIMUR - Festival Air 2020 Kota Cimahi digelat Komunitas Budaya Bandoengmooi. Kegiatan yang didukung Dewan Kebudayaan Kota Cimahi, Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga, Dinas Lingkungan Hidup serta Dirjen Kebudayaan Kemendikbud.

Berlangsung  di Studio Mini Bandoengmooi, Jalan Babakan Loa RT 02 RW 07 Kel. Pasirkaliki, Kec. Cimahi Utara Kota Cimahi, dengan menyuguhkan Visualisasi Manuskrip oleh Komunitas Budaya Gentra Pamitran.  Permainan Tradisonal Pusaka Cakrabuana, Pencak Silat Ciung Wanara Kidang Kencana, Dongeng oleh Komunitas Dongeng Semesta Nusantara, dan Tari Tradisonal Kreasi Buru dari Studio 15.

“Seni pertunjukan yang bermuara pada tema air ini digelar tanpa penonton mengingat pandemi Covid-19 masih belum ada tanda-tanda berakhir. Masyarakat atau apresiator hanya bisa menyaksikan lewan tayangan secara daring di media sosial, youtube chanel Badoengmooi yang ditayangkan, Sabtu 24 Oktober 2020 mendatang,” ujar  Ketua Bandoengmooi, Hermana HMT yang juga menjabat sebagai Ketua Dewan Kesenian Kota Cimahi.

Diungkapkan Herman, rangkaian festival  semula kegiatan ini dirancang banyak melibatkan masyarakat secara langsung, namun karena pandemi Covid-19 semua menjadi dibatasi.” Demi menjaga kesehatan bersama tontonan dialihkan ke media daring dan masyarakat silahkan menonton secara virtual di media sosial kami,” ujar Hermana.

Baca Juga: Kemenparekraf Tekankan Pentingnya Rencana Induk Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan Labuan Bajo

Festival Air dikatakan Hermana, merupakan sebuah media komunikasi atau ajang silaturahmi antar masyarakat bersama pemerintah daerah dalam menyatukan pikiran dan rasa dalam menjaga lingkungan hidup dan budaya lokal. Multi efek dari kegiatan ini diharapkan dapat merangsang kreatifitas, tingkatkan produktifitas, kembangkan ekonomi kreatif dan kunjungan wisata berbasis kebudayaan lokal khusunya di Kota Cimahi.

Namun lebih penting dari perhelatan budaya ini adalah lahirnya kesadaran seluruh elemen masyarakat betapa pentingnya memulayakan air, kerena air adalah sumber kehidupan. Maka menjadi penting pula menjaga kebersihan air dan lingkungannya dari berbagai pencemaran. Tanah terpelihara, air terpelihara dan budaya terpelihara.

Munuru Hermana, kehidupan masyarakat Sunda atau Jawa Barat sangat erat dengan air. Peradaban masyarakat Sunda tercatat sejak zaman raja Purnawarman (395-434 M). Berdasarkan naskah Wangsakerta, pusat kerajaan terletak di tepi Sungai Citarum, dibangun Maharesi Jayasinghawarman, raja pendahulu Punawarman.  Pada masa kekuasaan Kerajaan Tarumanagara, Sungai Citarum dijadikan sebagai pusat peradaban, dan salah satu peninggalanya adalah prasasti Tugu, tentang pembangunan irigasi untuk pengairan lahan pertanian.

Baca Juga: Kemenparekraf Dorong Masyarakat Aktif Kembangkan Potensi Desa Wisata di Mandalika

“Fungsi air bagi kehidupan masyarakat kita menurut saya dibagi 4 hal pokok, diantaranya sebagai sember sesuci (spiritual), sumber kehidupan (kebutuhan sehari-hari, industri dan kesehatan/medis, dll), sumber energi, dan identitas (nama dan falsafah hidup),” ungkapnya.

Hermana memandang, masyarakat Jawa Barat tidak lepas dari kepercayaan yang pernah dianut para leluhurnya, juga dianut sekarang. Kepercayaan dan agama yang berkembang menempatkan air sebagai sumber sesuci, sebagai bagian terpenting dalam peribadatan.

“Sebagai contoh di Islam, air digunakan untuk berwudhu. Bahkan waktu saya kecil, guru mengaji menerangkan fungsi air dalam bentuk pupujian (syair dan lagu). Dupi sadaya cai nu sok diangge susuci eta aya tujuh rupa, Walungan nu kahiji, Cai laut nu kadua, Cai sumur katiluna, Cai ibun kaopatna, Cai es nukalimana, Cai nyusu nukagenepna, Cai hujan nuka tujuhna, Eta cai sadayana, Sah dianggo susuci (dari semua air untuk bersuci ada tujuh, air sungai yang pertama, kedua air laut, ketiga air sumur, keempat air embun, kelima air es, keenam air dari mata air, ketujuh air hujan, samua air itu bias digunakan untuk mensucikan diri),” pungkasnya. (heriyanto)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler