Kesenian Tradisional Rengkong, Bentuk Syukur Berlimpahnya Hasil Panen

23 November 2020, 17:36 WIB
Rengkong merupakan salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. /May Lodra/

 

PORTAL BANDUNG TIMUR – Rengkong merupakan salah satu kesenian tradisional yang diwariskan para leluhur masyarakat sunda. Kesenian yang hingga kini masih hidup mewarnai masyarakat agraris di sejulah daerah tanah Priangan.

Bahkan di sejumlah Kampung Adat hingga saat ini rengkong selalu tampil setiap ikata padi dibawa ke perkampungan untuk disimpan di leuit atau lumbung padi.

Diwilayah Bogor yang dikenal sebagai daerah terakhir masa kerajaan Padjajaran, rengkong yang dijadikan bentuk kesenian, merupakan bentuk lain rasa syukur masyarakat saat membawa hasil panen padi dengan menggunakan rengkong (alat pikul ikatan padi).

Baca Juga: Kasus Pasien Sembuh dan Positif Covid Per-Minggu 22 November Nambah

Baca Juga: Dikawal Spiderman, Menpora Bersepeda

Baca Juga: Kepulauan Riau Tepat untuk Kembangkan Sport Tourism

Rengkong merupakan salah satu kesenian tradisional yang diwariskan oleh leluhur masyarakat Sunda. Kesenian ini dikenal dari tata cara masyarakat Sunda zaman dahulu, ketika menanam padi sampai dengan menuainya dan menyimpannya di leuit (lumbung padi).

Pada saat itu, belum ada alat transportasi untuk mengangkut padi ke lumbung. Para petani menggunakan bambu sebagai alat pikul padi. Pikulan yang membawa berat beban kurang lebih 10 sampai 20 kilogram ini diikat dengan tali ijuk.

Setiap berjalan, pikulan ini menghasilkan bunyi, yang dihasilkan dari pergesekan tali ijuk dengan pikulan. Dari sini kesenian rengkong bermula.

Baca Juga: Menpora Minta Pembangunan Fasilitas Olahraga Berstandar Internasional

Baca Juga: Karesmen 25 tahun Laskar Panggung Bandung

Baca Juga: Akses Internet Makin Terjangkau

Peralatan untuk memainkan seni rengkong terbilang sederhana. Terdiri dari bambu gombong, tali ijuk, minyak tanah, dan satu impitan tangkai padi. Bambu gombong berfungsi sebagai pikulan. Tali ijuk berfungsi sebagai pengikat padi yang digantung pada pikulan.

Padi, yang kisaran beratnya 10-20 kg sebagai beban pikul. Sedangkan minyak kelapa fungsinya sebagai pengesat gesekan antara tali dan pikulan untuk menghasilkan suara yang keras.

Sementara hatong, dogdog dan angklung buncis merupakan peralatan lainnya sebagai pengiring Hatong sebagai alat musik utama merupakan alat tiup yang terbuat dari bambu dan menghasilkan suara melodi seperti seruling yang mengiringi rengkong dengan bunyinya yang sangat khas, menyerupai suara katak. (May Lodra)***

Editor: Heriyanto Retno

Tags

Terkini

Terpopuler