Rumah Angklung Semarak Kegiatan MPLS Tahun Ajaran 2022/2023 Anak Sekolah

- 22 Juli 2022, 03:34 WIB
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 280 siswa SDN 207 Cibogo Kota Bandung diselenggarakan di Rumah Angklung untuk mengenal kesenian dan alat tradisional Jawa Barat.
Kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 280 siswa SDN 207 Cibogo Kota Bandung diselenggarakan di Rumah Angklung untuk mengenal kesenian dan alat tradisional Jawa Barat. /Portal Bandung Timur/heryanto/

“Seperti Taman Budaya di Dago, Gedung Indonesia Menggugat, Museum Monumen Perjuarang Rakyat Jawa Barat, Museum Sri Baduga, Rumah Inggit Garnasih, (gedung kesenian) Rumentang Siang dan Pusat Pengembangan Kebudayaan (dulu YPK), silahkan pergunakan fasilitas tersebut sebagai ruang ekpresi, mari kita bersama-sama melindungi, mengembangkan, memanfaatkan dan membina seni budaya bangsa,” tegas Benny Bachtiar.

Ditambahkan Benny Bachtiar, keberadaan Rumah Angklung merupakan bukti keseriusan pemeritah Jawa Barat dalam menjaga, memelihara, mewariskan, mengembangkan dan memanfaatkan kesenian dengan alat musik bambu, khususnya angklung.

Baca Juga: Wapadalah, Kasus DBD Di Kota Bandung Meningkat Saat Musim Penghujan dan Pancaroba

“Pasca ditetapkannya angklung sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity pada November 2010, tentunya menjadi kewajiban kita bersama untuk tetap menjaga dan mempertahankan serta mewariskan,” ujar Benny Bachtiar.

Sementara Kepala UPTD Pengelolaan Kebudayaan Daerah Jawa Barat Erick Henriana menambahkan bahwa selama ini orang Indonesia cenderung melihat angklung dari fungsi kebendaannya saja sebagai alat musik. “Padahal, dalam angklung ada banyak nilai filosofi  yang bisa diambil, hal inilah yang menjadi tantangan UPTD PKD Jabar untuk menyampaikan kepada masyarakat luas, khususnya generasi muda,” ujar Erick Henriana.

Ketika angklung sudah ditetapkan UNESCO sebagai The Representative List of the Intangible Cultural Heritage of Humanity, atau warisan dunia tak benda, nilai-nilai yang terkandung pada alat musik ataupun kesenian angklung harus lebih dimasyarakatkan.

“Apalagi di masyakarat Sunda, alat musik dan kesenian angklung tak bisa dilepaskan dari pandangan hidup masyarakat Sunda yang agraris dengan sumber kehidupan dari padi sebagai makanan pokok, dengan mitosnya Dewi Padi Sri Pohaci,” ujar Erick Henriana.

Baca Juga: Pusat Perbelanjaan dan Pertokoan di Madinah di Serbu Jemaah

Kesenian dan alat musik angklung  diyakini pertamakali muncul di daerah Jawa Barat. Angklung kemudian berkembangan dan menyebar ke seantero Jawa, lalu ke Kalimantan dan Sumatera.

Pada 1908 tercatat sebuah misi kebudayaan dari Indonesia ke Thailand, antara lain ditandai penyerahan angklung. Lalu permainan musik bambu ini pun sempat menyebar di negara berjuluk Negeri Gajah Putih.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah