Agenda Ngaleut ke Klenteng Tertua di Kota Bandung, Apresiasi Bangunan Bersejarah Kota Bandung

- 3 November 2022, 00:18 WIB
Kristanto Kurniawan  menjelaskan ornamen yang terdapat di Klenteng Satya Budhi Jalan Kelenteng 10, Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung dalam rangka kegiatan apresiasi sejarah.   
Kristanto Kurniawan menjelaskan ornamen yang terdapat di Klenteng Satya Budhi Jalan Kelenteng 10, Kelurahan Ciroyom, Kecamatan Andir, Kota Bandung dalam rangka kegiatan apresiasi sejarah.   /Portal Bandung Timur/Muhammad Fa’iq Rusydi/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Akhir pekan baru lalu, Komunitas Aleut telah  melaksanakan agenda ngaleut di Klenteng Satya Budhi, Jalan Kelenteng No. 10, Ciroyom, Kec. Andir, Kota Bandung. Ngaleut sendiri merupakan sebuah kegiatan yang dimaksudkan untuk apresiasi tempat bersejarah.

Klenteng Satya Budhi selain dikenal sebagai tempat ibadah orang Tionghoa, juga dikenal sebagai klenteng tertua di Kota Bandung khususnya. Tentu saja menjadi salah satu tempat bersejarah dan menarik di Kota Bandung.

Kegiatan dibuka untuk umum dan terbatas, dimulai dengan perkenalan serta briefing pada pukul 07.30 WIB. Banyak pesan terutama arahan yang disampaikan pada sesi ini oleh Koordinator Komunitas Aleut, Deuis Raniarti untuk peserta.

Baca Juga: Car Free Day dan Car Free Night di Kota Bandung Kembali Diperbolehkan,  Asal Untuk Kegiatan Ini

Termasuk pesan menjaga sopan santun dan larangan untuk memotret pengunjung yang sedang melaksanakan ibadah. Karena dikhawatirkan akan menganggu kenyamanan.

Untuk sesi kunjungan dipandu oleh salah satu anggota Komunitas Aleut sekaligus senior kepemudaan di Klenteng Satya Budhi, Kristanto Kurniawan. Ornamen dan gambar Klenteng yang indah pada bagian tembok, tidak luput diterangkan.

Salah satunya ornamen dan gambar yang menunjukkan keberadaan seorang wanita yang sedang merajut sebuah kain. Semua properti yang ada dalam gambar, berkaitan dengan cerita yang disampaikan, di sisi lain mengandung nilai-nilai filosofis.

“Ilmu sama seperti kain ini, sedikit demi sedikit dirajut sehingga menjadi seperti kain yang utuh,” kata Tanto.

Baca Juga: Festival Bandung Ulin Ngamumule Budaya Sunda Disdik Kota Bandung

Selain itu, Tanto menjelaskan bahwa klenteng ini dibangun menurut kontruksi bangunan dengan budaya Feng Shui, yakni dekat dengan air, membujur Timur-Barat, menghadap ke Selatan dan dekat dengan keramaian atau pasar.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah