"acara itu seperti model hajatan yang biasa dilakukan pada umumya, dimana pada pagi hari warga antar dusun bikin tumpeng-tumpeng, bekakak, dan buah-buahan yang nanti diarak beriringan di bawa ke makam. Ba'da dhuhur dilanjutkan dengan hajat bumi di makam. Serta dilanjutkan gelaran wayang kulit yang bercerita tentang Bumiloka dan Dewi Sri,” ujar Abah Surmita.
Abah Sumirta berucap bahwa kedatangan mereka sebagai upaya menetapkan makam Mbah Buyut Magrim sebagai cagar budaya setempat yang perlu dilestarikan keadaannya. Semoga makam Mbah Buyut Magrib segera ditetapkan sebagai cagar budaya dan rangkaian kegiatan ditetapkan sebagai warisan budaya.(Muhamad Miftah Farid)***