Gerakan Jokowi Offside, Sebuah Kepedulian Seniman Budayawan Bandung

- 8 November 2023, 07:25 WIB
Secara bersama-sama seniman dan budayawa Kota Bandung dan sekitarnya meniup peluit penanda bentuk keprihatinan akan kondisi saat ini di dalam negeri maupun di sejumlah negara akibat peperangan, dalam rangkaian kegiatan Gerakan Jokowi Offside di Cikapundung River Spot.
Secara bersama-sama seniman dan budayawa Kota Bandung dan sekitarnya meniup peluit penanda bentuk keprihatinan akan kondisi saat ini di dalam negeri maupun di sejumlah negara akibat peperangan, dalam rangkaian kegiatan Gerakan Jokowi Offside di Cikapundung River Spot. /Portal Bandung Timur/may nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Seniman budayawan Kota Bandung Selasa 7 November 2023 menggelar aksi kepedulian dan keprihatinan akan situasi yang tengah terjadi saat ini. Rangkaian acara dalam balutan ragam seni dinamai ‘Gerakan Jokowi Offside!’ bertepatan dengan Hari Kebudayaan Nusantara yang pernah dicetuskan bersama seniman dan budayawan Kota Bandung dan sekitarnya di Gedung Indonesia Menggugat.

“Bahwa GJO! (Gerakan Jokowi Offside), sejatinya tidak berkenaan lagi dengan nama-nama dan atau siapapun nama di dalamnya.  Itu tak penting lagi.  Sebab yang terpenting adalah memberi tanda agar ajegnya kembali kehormatan menjadi manusia yang seyogianya menghormati semesta manusia lainnya tanpa harus merusak tatanan bersama,” ujar Herry Dim, budayawan Kota Bandung sebagai penggagas digelarnya ‘Gerakan Jokowi Offside!’ yang berlangsung di Plaza Cikapundung Riverspot, Bandung, Jalan Sukarno, Kelurahan Braga Kecamatan Sumur Bandung Kota Bandung.

Rangkaian acara yang dipandu Miftah Malik diawali dengan menyanyikan lagu Indonesia Raya yang dipimpin penari senior Ine Arini disertai dengan Kibar Merah Putih yang dilakukan Imam Suryantoko. Sebagai penanda dimulainya rangkaian kegiatan Jokowi Offside, seniman dan budayawan meniup peluit yang dikalungkan dengan pita merah putih secara serempak.

Baca Juga: Di Ubud Writers and Readers Festival Hadiah Sastera Rancagé bagi Sastra Lokal

Tampil secara bergantian, seniman Imam Soleh dari Celah Celah Langit, Gusjur Mahesa, dan Rinrin Candraresmi membacakan puisi. Juga seniman tradisi Bah Enjoem membawakan Jentreng Dunga dan Budi Dalton membawakan Rajah Nyinggray Bala.

Pertunjukan utama tampil seniman Isa Perkasa membawakan performance art ‘Watermelon Tragedy: A Cry for Palestine’. Sebuah karya seni yang pernah di tampilkan di Amerika Serikat pada tahun 1999.

‘Tragedi Semangka: Sebuah Jeritan untuk Palestina’, sebuah karya performance art yang mengekspresikan emfati Isa Perkasa yang sangat mendalam atas pembantaian anak-anak dan warga sipil Palestina. “Saat itu Watermelon Tragedy: A Cry for Palestine ditampilkan di AS berkait dengan masa Pancaroba Indonesia yang menggugat kasus HAM Suharto di Timor Timur,” kata Isa Perkasa.

Baca Juga: Kerajaan Tikus Kritik Sosial Longser Bandoengmooi di Gedung Kesenian Rumentang Siang

Namun kali ini Watermelon Tragedy: A Cry for Palestine di tampilkan di ‘Gerakan Jokowi Offside’ ditampilkan lebih memilih ingin menggedor AS yang memang telah menjadi rahasia umum ihwal campur tangannya atas pembantaian rakyat Palestina. “Karenanya waktu di AS saat itu performance art Watermelon Tragedy: A Cry for Palestine sempat dipermasalahkan di sana,” kenang Isa Perkasa.

Seniman dan budayawan Gusjur Mahesa  saat membaca puisi di acara Gerakan Jokowi Offside di Cikapundung River Spot dengan latarbelakang panggung peluit sebagai simbol keprihatinan seniman dan budayawan Kota Bandung akan kondisi di negeri ini.
Seniman dan budayawan Gusjur Mahesa saat membaca puisi di acara Gerakan Jokowi Offside di Cikapundung River Spot dengan latarbelakang panggung peluit sebagai simbol keprihatinan seniman dan budayawan Kota Bandung akan kondisi di negeri ini.
Terhadap penampilan Isa Perkasa lewat Watermelon Tragedy: A Cry for Palestine,  Herry Dim mengatakan bahwa karya nan perih tapi sekaligus ikonik tersebut kini menemukan kembali aktualitasnya. Itu sekaligus dijadikan tanda keberpihakan ‘Gerakan Jokowi Offside!’ atau GJO! pada kemanusiaan.

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x