Kasidah Cinta Hindun Binti ‘Utbah Dipegelarkan di Gedung Kesenian Rumentangsiang Kosambi Bandung

- 23 Maret 2024, 17:57 WIB
Salah satu adegan di pertunjukan teater musikal, Kasidah Cinta Hindun Binti ‘Utbah karya Rosid E Abby di Gedung kesenian Rumentangsiang Kosambi Kota Bandung Sabtu 23 Maret 2024.
Salah satu adegan di pertunjukan teater musikal, Kasidah Cinta Hindun Binti ‘Utbah karya Rosid E Abby di Gedung kesenian Rumentangsiang Kosambi Kota Bandung Sabtu 23 Maret 2024. /Portal Bandung Timur/May Nurohman/

PORTAL BANDUNG TIMUR – Di masa Jahiliyyah, Hindun binti ‘Utbah terkenal dengan kesombongan dan keangkuhannya. Ketika terjadi perang Badar Kubra, Utbah bin Rabi’ah ayah Hindun binti ‘Utbah dan juga pamannya Syaibah bin Rabi’ah serta kakaknya Al-Walid bin ‘Utbah terbunuh oleh Hamzah bin Abdul Muthalib paman Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam.

Hindun binti ‘Utbah merasa sangat terpukul dan kemudian mendendam pada pembunuh keluarganya itu. Hindun binti ‘Utbah membuat rencana yang sangat matang untuk melampiaskan dendamnya.

Hindun binti ‘Utbah menjanjikan kebebasan pada seorang budak yang bernama Wahsyi, jika budak tersebut berhasil membunuh Hamzah bin Abdul Muthalib. Maka pada Perang Uhud yang di pimpin Abu Sufyan bin Harb, suaminya, dendam Hindun terbalaskan.

Baca Juga: Kasidah Cinta Al Kubra di Pentaskan Kelompok Teater Senapati di Gedung Kesenian Rumentang Siang

Di perang Uhud itulah Hindun binti ‘Utbah memimpin para wanita untuk memberikan dukungan  kepada suami dan kerabat mereka yang berperang menghadapi kaum Muslimin dengan menabuh gendang dan melantunkan syair-syair.

Dalam peperangan Uhud, Hamzah bin Abdul Muthalib berhasil di bunuh Wahsyi.  Hindun binti ‘Utbah melapiaskan dendamnya dengan  merobek perut Hamzah bin Abdul Muthalib yang sudah tak bernyawa itu dan mengambil jantungnya, lalu mengunyahnya kemudian memuntahkannya lagi.

Dengan kelakuannya itu, Hindun binti ‘Utbah  mendapat julukan “Aakilatul Akbaad” atau pemakan jantung. Suatu julukan yang menyakitkan hatinya. Tidak cukup dengan itu saja, ia  juga mengambil hidung dan telinga Hamzah dan menjadikannya sebagai kalung.

Hindun binti ‘Utbah  yang dalam kesombongan dan keangkuhannya sampai tiba saatnya dia dimuliakan oleh kalimah Allah Subhanahu wa Ta’ala. Peristiwa itu terjadi pada malam terjadinya Futuh Makkah atau Fathu Makkah di bulan Ramadan.

 Abu Sufyan bin Harb suaminya kembali ke Mekah.  Abu Sufyan bin Harb baru menghadap Rasulullah Shalallahu allaihi wassalam di Madinah, dan menyatakan keislamannya.

Baca Juga: Rosyid E Abby, Film Indonesia Harus Miliki Identitas Cerminan Semangat Keindonesiaan

Halaman:

Editor: Heriyanto Retno


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x