PORTAL BANDUNG TIMUR – Rangkaian kegiatan Sekolah Lapang Kearifan Lokal atau SLKL yang diselenggarakan di Kampung Adat Dukuh, Desa Ciroyam, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat diselenggarakan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi melalui Direktorat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan Masyarakat Adat, Direktorat Jenderal Kebudayaan telah sampai pada tahap akhir.
SLKL merupakan upaya percepatan pemajuan kebudayaan, dengan melibatkan masyarakat adat terutama pemuda untuk menggali Obyek Pemajuan Kebudayaan atau OPK yang dimiliki berupa tradisi lisan, manuskrip, adat istiadat, permainan rakyat, olahraga tradisional, pengetahuan tradisional, teknologi tradisional, seni, bahasa, dan ritus.
Program ini menjadi wadah bagi generasi muda adat untuk menimba ilmu langsung kepada maestro atau empu budaya, yaitu para sesepuh adat sehingga menghasilkan pandu-pandu budaya yang siap untuk menjadi garda depan pelestari kebudayaan.
Baca Juga: Tradisi Babakti Masyarakat Desa Cihideung Membersihkan Saluran Air dan Mata Air
Setelah melalui tahap temukenali dan kurasi, tiba saatnya untuk panen budaya melalui kegiatan Ekspresi Kebudayaan Masyarakat Adat (EKMA) yang oleh Pandu Budaya Dukuh dikemas dengan tajuk acara “Lawung Budaya Masyarakat Adat”. Yaitu, pertemuan antar masyarakat adat.
Kampung Adat Dukuh mengundang kampung adat di daerah Jawa Barat, khususnya bagian selatan. Yaitu Kampung Adat Naga, Kasepuhan Ciptamulya, Kasepuhan Gelar Alam, Kasepuhan Sinarresmi, dan Kampung Adat Kuta.
Lawung Budaya Masyarakat Adat berlangsung di Rumah Budaya CKLT, Desa Cijambe, Kecamatan Cikelet, Kabupaten Garut, Jawa Barat. Kegiatan melibatkan sekitar 500 peserta yang terdiri dari dari masyarakat dari enam kampung adat dan masyarakat sekitar Kecamatan Cikelet Kabupaten Garut.
Dalam kesempatan ini digelar kolaborasi budaya dalam bentuk helaran, pameran budaya, atraksi seni, guar budaya atau seminar, dan ritual adat Moros serta mitembeyan imah adat Dukuh di Kawasan rumah budaya CKLT.
Baca Juga: Mapag Panganten, Tradisi Adat Sunda Kaya Nilai Filosofi
Diawali dengan helaran atau karnaval pada pagi hari oleh warga dari enam kampung adat mengenakan atribut pakaian tradisional sambil membawakan kesenian tradisional masing-masing. Barisan terdepan dari Kasepuhan Gelar Alam dengan Kesenian Rengkong, diikuti tuan rumah Kampung Adat Dukuh membawakan Tarebang Sejak.